^_^

Markaz Pelangi.blogspot.com - Supported By Ummu Sakha - copyright © 2009

Sunday 1 January 2012

Teguran dari Allah

Tanggal 24 desember lalu, di Paud-nya Maisha ada acara Pentas seni untuk melatih anak-anak secara motorik dan untuk berani mengekspresikan diri di depan umum. setiap anak akan tampil ke depan dalam bentik tarian, nyanyi ataupun praktek sholat dan do'a-doa harian. Termasuk Maisha, putri sulungku. Sudah sebulan ia latihan, ya walaupun awal-awalnya ogah-ogahan tapi aku selalu mensupport dan membujuk dia supaya mau latihan menari. Entah kenapa aku juga ikut-ikutan antusias dalam acara ini.mungkin aku beranggapan supaya maisha nantinya juga akan berani mengekspresikan diri, tampil ke depan. Dan setiap orang tua pasti bangga anaknya berani tampil ke depan. Sebenarnya Maisha anak yang aktif dan energik, tapi agak sulit diatur. dia harus punya alasan kuat untuk bisa melakukan suatu kegiatan, apalagi idenya bukan dari dia sendiri. Beberapa hari sebelum hari H, akudiberitahu oleh gurunya perihal kostum yang akan dipakainya nanti. BEliau mengatakan kalau nanti maisha akan mengenakan kostum atasan "TankTop", bawahan laging hitam, dipadu dengan rok ungu dan asesorisnya nanti dari pihak Paud. Aku sedikit terhenyak kaget. "Haah, tanktop"tanya dalam hatiku?.Tapi aku ga bisa proter ke BKB karena pada saat penentuan kostum aku ga datang karena ga aktif di BKB jd ga diundang rapat. Waduh gimana?batinku berejolak.Selama ini aku ga pernah memakaikan baju terbuka ke anak-anakku. Sekolah saja Maisha selalu pake jilbab, walaupun teman-temannya tidak pake jilbab, ini lagi malah pake tanktop. Pasti nanti Maisha merasa malu karena selama ini aku mengajarkannya rasa malu kalau tidak berpakaian lengkap dan tertutup. Tapi setelah itu aku berpikir, ahh...masih kecil ini, bisa dibujuk or diberi pengertian asalkan dia berani tampil kedepan karena selama ini dia angot-angotan latihannya.aku saja yang getol nyuruh dia latihan. Sampai-sampai aku bela-belain beliin dia tanktop (karena selama ini dia ga pernah dibeliin) buat manggung besok. Akhirnya Hari H pun tiba. MAisha aku bangunin pagi-pagi karena acaranya jam 8 pagi. Diapun masih bersemangat berangkat. Tapi ada satu yang mengganjal dan membuat hati kecilku sedih. Dia berangkat ke sekolah ga pake jilbab karena nanti pas pertama dia harus menyanyi pake seragam sekolah setelah itu pake kostum menarinya (tanktop). Sampai disana ternyata acaranya masih lama masih ada sambutan, marawis dan segala macam, sampai kira-kira jam setengah sepuluhan baru tampilan pertama dimulai. Maisha sudah mulai berulah. Nangis karena minta balon, lari kesanan kemari sampai minta pake jilbab adeknya yang biasa dia pake. Dia merengek "Mi, aku mau pake jilbab kucing yang dipake sama adek..". Mungkin karena sudah terbiasa pake jilbab kali ya jadi Maisha agak merasa risih kalau ga pake jilbab. Acara dia manggung sudah mulai dekat, gimana nih. Kalau dia pake jilbab nanti beda sendiri, trus sama gurunya boleh ga sih?akhirnya...ya udalah biar aja dia pake jilbab, toh ini juga acara internal walaupun diluar ruangan tapi kayaknuya ga jadi masalah. Singkatnya Maisha manggung dengan memakai jibab pas nyanyi. Alhamdulillah lancar n ga da masalah. walaupun nyanyinya agak terlihat terpaksa hehe...Setelah acara nyanyi selesai adabeberapa penampilan dari kelas A dab B. Setelah itu Maisha akan tampil lagi membawakan Tarian "Naik-naik ke puncak gunung-nya". Setelah turun segera maisha aku gantiin kostumnya, ternyata ada anak yang ga datang dan pas nyariin kostum roknya maoisha kok ga ada yang warna ungu.Aku agak panik lalu bertanya pada ibu-ibu yang anaknya jg menari yang sama . "Rok yang warna ungu dimanan ya bu?" "wah udah dipake semua". " Lho bukannya kemaren pas gladi resik udah diplot-plotin semua kok ga pas?harusnya kan yang ungu 6 yang pink 2"kataku sedikit panik. "tapi itu pas udah dipake semua ga ada yang pink" Lho kok bisa begitu, dalam hatiku. "wah ada yang ga beres nih" Masa Maisha pake pink sendiri kan nanti aneh konfigurasinya jadinya.apaligi dia di pinggir. Aduh gimana nih.ya udahlah gapapa yang penting dia mau nari. Peserta sudah siap didepan panggung n siap-siap naik. Ga ada waktu buat ngributin ini. Semua memang salahku kenapa nggak disiapin sendiri. Harusnya dari tadi udah aku pisahin tu kostum. Hmmm...aku menghela nafas. Karena aku pikir sudah ada yang bertanggung jawab masalah kostum jadi aku ga mau ikut campur takutnya nanti malah dikira bikin riweh n ga percaya sama BKB...ehh nggak taunya BKB jg mentingin akannya sendiri-sendiri. Ah ya udah ga usah nyalahin orang lain. Yang pentin Maisha mau tampil. Akhirnya Kelompok MAisha naik ke panggung yang kebetulan posisi konfigurasinya MAisha ada di pinggir dan deket banget dengan Sound System. Aku melihat wajah maisha sedikit murung, mungkin terimbas kepanikanku akibat salah kostum, jadinya di agak BETE gitu. Eh..Begitu Sound dinyalakan, sontak Maisha kaget dan menutup telinganya dan berteriak.."Berisiiiik..."Aku kaget.Lho...MAisha ngapain lagi nih?, batinku. Oh ya aku lupa .MAisha sangat peka pada keramaian, dan suara-suara gaduh. Suara sound di dekat telinganya terdengar sangat kencang walaupun musiknya sebenarnya berirama 'slow'. Dia tetap menutup telinganya dan ga mengikuti gerakan tarian seperti teman-temannya yang sudah mulai bergerak mengikuti irama. Suasana hatinya yang lagi ga enak semakin membuatnya STRESS. "Sudah Maisha ga papa tu lagunya dah mulai, atau Maisha pindah k belakang aja". Kataku membujuk dia dari belakang panggung. Akhirnya aku menyerah setelah Maisha tetap bersikeras menggeleng. "Ya sudah Maisha turun aja sini, ga usah usah nari gapapa kok", sambil menuntun kupeluk dia untuk menenangkannya. Beberapa menit kemudian, setelah tampilan kelompok menarinya selesai, mereka berfoto bersama. dan Maisha aku ajak foto bersama juga supaya tidak berkecil hati karena gagal manggung. Setelah itu aku langsung mengajaknya pulang tanpa menunggu selesai acaranya supaya ia lebih tenang dirumah. Dalam perjalanan aku tertegun dan sempat berfikir, "Mungkin ini adalah tamparan keras dari Allah, seolah Allah berkata: "Mana komitmenmu dalam mendidik anak. Selama ini anakmu kamu ajarkan untuk menutup aurat, rasa malu sekarang malah kamu sendiri yang menyuruh dia untuk membuka auratnya di depan orang banyak. Sampai anakmu sendiri yang yang merasa malu auratnya dilihat orang sedangkan kamu tidak!Hanya alih-alih pengen anaknya berani tampil aurat anaknya dikorbankan. Syariahnya ditanggalkan". "Astaghfirullah ".aku terhenyak. Mungkin Allah benar-benar ingin menegurku dengan cara seperti ini. Sebuah teguran yang keras dari Allah. Aku tergugu. Ya Allah ampunilah hambamu ini yang telah lalai menjaga amanah, yang tidak konsisten menjalankan syariahmu. bukannya malah meluruskan yang salah malah tercebur kepada kesalahan yang nyata. Mungkin bagi beberapa orang masalah ini sangat sepele, hanya anak kecil, tidak akan berdosa kalau terbuka auratnya. Tapi ini masalah pendidikan orang tua kepada anak. Dampaknya akan dirasakan seumur hidup akan diingat sepanjang hayatnya. Berhati-hatilah para orang tua. konsisten terhadap apa yang kalian ajarkan kepada anak. Dan konsisten terhadap dinul Islam . Insyaallah akan selamat dunia akhirat. Bahagia keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah. Wallahua'lam bishowwab.

No comments:

Post a Comment