Kuraih engkau dengan jemariku
Kupanggil engkau dengan hatiku
Kukerahkan seluruh tenaga
‘tuk dapatkan dirimu
Kulangkahkan kakiku
Menghampirimu…
Semakin kumelangkah…
Semakin kau menjauh dari hadapanku
Jalananmu penuh duri
Jalananmu penuh batu-batu kasar
Yang suatu saat akan mengoyak
Kaki-kaki kecil
yang ingin datang menghampirimu
kau duduk santai diatas sana
Menjulang kursimu di awang-awang
Aku tetap akan menghampirimu
Aku merangkak tertatih-tatih…
Aku merayapi bukit bebatuan
Tinggi menjulang bagai bukit kapur
Dan melewati jurang yang terjal
Tak kuhiraukan luka di kaki
Tak kugubris goresan di lengan
Kubiarkan hantaman di kepala
Kubiarkan cambuk-cambuk
mencabik-cabik seluruh tubuhku
Aku akan terus mendaki…
Mendaki…
Dan mendaki…
Untuk menggapai puncakmu…
FUTURE…
(Sidoarjo, ..0399)
Balada Gadis Pemimpi 1
Bolehkah seorang gadis bermimpi
Dapatkah seorang gadis berkhayal
Bisakah seorang gadis berangan-angan
Bolehkah seorang gadis berharap
Dapatkah seorang gadis mengigau
Bisakah seorang gadis berandai-andai
Mungkinkah impian jadi kenyataan
Mungkinkah khayalan jadi kehidupan
Mungkinkah angan-angan jadi kebenaran
Mungkinkah harapan jadi masa depan
Mungkinkah mengigau jadi merantau
Mungkinkah berandai-andai jadi sesuai
Mengapa harus bermimpi
Mengapa harus berkhayal
Mengapa berangan-angan
Jika semua itu kepalsuan
Mengapa selalu hanya berharap
Mengapa selalu mengigau
Mengapa berandai-andai
Jika tak mau hadapi kenyataan
Hadapilah wahai gadis …
Kenyataan ini….
Walau pahit adanya
Tapi bila dikenang…
Akan manis adanya
(Sidoarjo, 300799)
Kerinduan
Rindu…
Ada satu rindu.
Merayap habis
Mengikis kalbu
Rindu…
Rindu apa
Rindukah belaian ibu
Rindukah kampung halaman
Rindukah kekasih
Rindu apa…
Rindu…
Ada satu rindu
Menyayat hati
Menyesakkan jiwa
Rindu…
Rinduku pada sepertiga malam
Rinduku pada Ar-Rahman
Rinduku pada tangisan halus lailmu
Rinduku pada pengaduan
Rindu…
Ya…ada satu rindu
Meluap pasrah
Tiapa kendali
Rindu…
Rinduku pada sujud panjang
Rinduku pada sajadah itu
Rinduku pada rumah-Mu
Rinduku di medan perjuangan
Rinduku untuk kembali pada-Mu
(Dari seorang hamba yang merindu - Malang, 190999)
Tangisan Pertiwi
Oh ..bumiku pertiwi
Andai kau bisa menangis
Mungkin kau sudah meraung-raung
Diapakan saja aku ini…
Badanku sakit semua…
Bentrokan dimana-mana
Pemboman dimana-mana
Kapan damai menyertaiku
Kapan aku bisa mendengar …
Nyanyian indah anak bangsa
Seperti dulu lagi…
Bumi Pertiwi nan Malang,
(Usai PilPres GusDur- Mega, 20 Oktober ’99)
NASIB UAS
Hari Senen,
Meringis
Hari Selasa
Pesimis
Hari Rabu
Menangis
So Nilainya Jadi
Kembang Kempis
Gimana Kerjaannya
Bisa Lariiis…
Padahal Semuanya
Udah Pada Abiiiiss !!!!
Menjelang hari terakhir UAS
(Malang, Pertengahan Januari 2000)
Balada Gadis Pemimpi 2
Wahai gadis pemimpi
Jangan kau slalu bermimpi
Mimpi hanyalah hayalan
Mimpi adalah buaian
Dikala orang lelap tertidur
Meski kau tau itu
Mengapa tetap bermimpi
Saat kau tegak berdiri
Menantang matahari
Yang bersinar menerpamu
Tidakkah kau malu
Tidakkah kau sadar
Kau telah terperangkap
Oleh tipu daya nafsumu
Bangunlah
Bangkitlah
Sambutlah mentari
Sambutlah kehidupan
Sambutlah kenyataan
(Malang, Pebruari 2000)
No comments:
Post a Comment