Segala puji
bagi Allah yang telah menciptakan wanita dengan segala keunikan dan
keistimewaannya hingga ditangannyalah berbagai urusan diamanahkan.
Wanita diciptakan sebagai bagian
dari kholifah dimuka bumi untuk melengkapi dan mewarnai kehidupan dibumi.
Wanita diciptakan oleh Allah untuk menjadi penetram dimanapun ia berada.
terutama bagi pasangannya. masih ingatkah ketika Allah menciptakan Hawwa ?
Hawwa tercipta setelah Adam diciptakan oleh Allah SWT. ketika seorang Adam
mengalami kejemuhan Allah memberinya penentram yang tercipta dari bilahan
tulang rusuknya. Sebagai pasangan adam wanita diamanahkan untuk menemani
mendampingi, menguatkan dan mewarnai kehidupan kaum adam.
Selain perannya dalam mendampingi
pasangannya, wanita juga diamanahi sebagai pendidik, perawat dan pembentuk
generasi dimana merekalah yang
melahirkan cikal-bakal anak keturunan adam untuk diwariskan sifat-sifat
kekholifahannya.
Sebagaimana tugas manusia sebagai
kholifah dimuka bumi sesuai dengan
firman Allah SWT, dalam QS. Adz-Dzariyat :56 yang artinya “ Dan tidak Aku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah”. Demi mengembalikan fitrah
manusia untuk kembali kepada tugasnya yaitu beribadah kepada Allah, maka da’wah
merupakan suatu keutamaan bagi setiap muslim
sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah yang artinya: “Setiap
muslim adalah da’I (penyeru) bagi yang lainnya”.
Ikhwah Fillah…
Ketika kita
mengingat sebuah kisah kejayaan seorang laki-laki, keberhasilan rupanya tak
terlepas dari seorang wanita hebat dibelakangnya. Dan perjuangan panjang
sejarah dan dakwah ini tak terlepas dari peran seorang wanita.
Pada zaman
kenabian merupakan zaman paling baik
karena Rasulullah mendampingi kehidupan manusia. Dan Rasulullah adalah
laki-laki paling baik di zamannya hingga akhir zaman kelak...namun...siapa yang
berdiri melindungi Beliau selain para Sahabat? Ternyata banyak sahabiyah yang menemani, melindungi dan bahkan menyerahkan seluruh
hidupnya untuk membantu Rasulullah dalam peperangan dan perjuangan.
Marilah kita
tengok sejarah para sahabiyah bagaimana peran mereka dalam da’wah tanpa
meninggalkan tugas mereka sebagai istri dan ibu dari anak-anak mereka.
Pertama, Khodijah
binti Khuailid
Siapa
yang tidak mengenal Khodijah, seorang janda kaya yang menikah dengan pemuda
biasa yang yatim piatu, Rosulullah Muhammad SAW. .
Ketika
rosulullah kembali dari uzlahnya di gua tsur, dan beliau menerima wahyu
pertama, beliau pulang dengan keadaan tubuh menggigil seperti orang
ketakutan. Lalu dengan kasih saying Khodijah
menyelimuti dan memdekap tubuh rosulullah, lalu menenangkan rosulullah dengan perkataannya yang lemah
lembut sehingga Rosulullah SAW merasa tenang.
Ia pula
yang mewakafkan hartanya untuk dakwah Rasulullah, sampai Ia pernah menangis di depan Rasulullah,
dan akhirnya Rasulullah meminta maaf kepada Khodijah, "Maafkan aku wahai
Khodijah, karena aku takbisa membahagiakanmu dengan harta dan sekarang malah
habis semua hartamu untuk dakwahku".
Khodijah menjawab,
"Aku menangis bukan karena itu ya Rasulullah... Aku menangis karena Aku
tak punya harta lagi untuk membantu dakwahmu, tak ada lagi yang bisa kuberikan
padamu wahai suamiku..."
Subhanallah….Sungguh langka seorang wanita kaya menikah dengan
laki-laki biasa kemudian ia rela melepas hartanya untuk dakwah suaminya. Namun
seringkali terbalik dengan keadaan saat ini yang kebanyakan menuntut suami agar bisa seperti dirinya,
bahkan dari keluarga wanita mungkin juga akan menunutut lebih terhadap
laki-laki ini. sehingga mengukur kebahagiaan itu hanya dengan sebesar apa
penghargaan dan pemberian harta terhadap pasangannya. Padahal hakikat harta itu
hanya ada 3 : Yang dimakan kemudian habis, yang dipakai kemudian rusak, dan
harta yang diinfaqkan dijalan Allah itulah yang akan tersimpan.
Kedua, Aisyah Binti Abu Bakar
Ia adalah seorang istri Rasulullah yang termuda,
penghafal Hadits terbanyak diantara
istri yang lain, cerdas, cantik dan lihai. Ia menjadi rujukan sahabat ketika berkonsultasi tentang kewanitaan. Walau ia pencemburu namun Rasulullah sangat mencintainya. Pernah ia cemburu kepada Khodijah yang sering disebut Rasulullah. Dan Rasulullah marah waktu itu. namun karena kecerdasannya rupanya bisa mengalahkan kemarahan Rasulullah kepadanya.
istri yang lain, cerdas, cantik dan lihai. Ia menjadi rujukan sahabat ketika berkonsultasi tentang kewanitaan. Walau ia pencemburu namun Rasulullah sangat mencintainya. Pernah ia cemburu kepada Khodijah yang sering disebut Rasulullah. Dan Rasulullah marah waktu itu. namun karena kecerdasannya rupanya bisa mengalahkan kemarahan Rasulullah kepadanya.
Setelah Rosulullah
wafat, Aisyah seringkali terjun langsung di medan jihad dengan mengendarai kuda
perang. Dibalik kelembutan dan kecantikannya itu, ia adalah seorang wanita yang
sangat tangguh. Dirumah, sebagai istri ia lemah lembut, manja (pandai
menyenangkan suami), namun dalam urusan dien, beliau adalah seorang wanita yang
sangat cerdas, tangguh dan lihai. Dengan kecantikan yang beliau miliki tidak
lantas beliu lupa diri atau memamerkan kecantikannya ke semua orang seperti
yang dilakukan kebanyakan wanita jaman sekarang. Dirumah atau didepan suami
kadang-kadang awut-awutan, tapi ketika diluar rumah mereka berdandan
habis-habisan bahkan lebih cantik disbnding ketika di rumah.
Dan Aisyah telah memberi contoh yang sangat
mulia menjaga diri dan kehormatan keluarganya sampai-sampai pada kasus
“hadistul ifki”, yang menimpa dirinya Allahlah yang membelanya langsung melalui
ayat Al-Qur’an yang diturunkan untuk meluruskan dan membersihkan nama beliu
dari fitnah karena beliau benar-benar tidak bersalah .
Ia adalah anak dari abu Bakar
Ashidiq. Ialah yang mengantarkan makanan
ke bukit tsur pada waktu Rasulullah berhijrah secara sembunyi-sembunyi. yang
waktu itu Rasulullah dikejar oleh tentara Quraisy yang dipimpin oleh Waraqah.
Ia yang telah hamil tua itu, mendaki Bukit
Tsur dan membagi sabuknya menjadi dua
untuk membawa air untuk diantarkan kepada Rasulullah dan Ayahnya Abu Bakar Ash
shidiq.
Sungguh tak terbayangkan, seorang wanita hamil tua mendaki bukit seperti itu. Namun itulah perjuangan Asma untuk dakwah Islam. Ia rela menjadi wanita mata-mata dalam perjalanan Rasulullah tersebut dan menanggung beban yang berat dan melakukan perjalanan yang berat pula.
Sungguh tak terbayangkan, seorang wanita hamil tua mendaki bukit seperti itu. Namun itulah perjuangan Asma untuk dakwah Islam. Ia rela menjadi wanita mata-mata dalam perjalanan Rasulullah tersebut dan menanggung beban yang berat dan melakukan perjalanan yang berat pula.
Sedangkan kita sebagai wanita selalu
mengambil ruksoh (keringanan Islam) dalam melaksanakan ibadah. Ketika tubuh tak
nyaman ketika hamil yang ada adalah memanjakan diri dengan “bobok" manis,
malas melakukan aktifitas rumahtangga apalagi pergi berdakwah atau berjuang di
medan perang sesuai kapasitas wanita.
Ketika hamil malah digunakan sebagai
kesempatan untuk meminta semau kita, yang kata orang disebut menyidam, padahal keinginan itu tak ada hubungannya
dengan keinginan bayi karena hal itu hanya mitos belaka. Karena mual itulah
yang sebenarnya hanya pengaruh d hormon saja dan jika “ngidamnya tidak diturutin pun sebenarnya tak apa=apa. Tidak ada
itu anak yang “ngiler” gara-gara waktu hamilnya tak dituruti keinginan sang
ibu. Sekalii lagi semua itu hanya mitos.
Dan bila kitamemperturutkan rasa
lemas tubuh kita, maka tubuh kita akan semakin lemas, karena tubuh kita tidak
terlatih. Namun ketika kita tetep berghiroh maka yang ada adalah sebuah
kedisiplinan dan semangat berjuang dalam dakwah, dan justru akan menularkan
sifat ghiroh dan disiplin itu kepada sang
“ jabang bayi”.
Keliama, Ummu
Sulaim Ar-Rumaisha
Siapa yang tak kenal Anas bin Malik, pembantu Rosulullah, sekaligus anak
angkat kesanyangan Rosulullah SAW. Dialah pemuda cerdasyang paling banyak meriwayatkan hadist
karena telah mengabdikan seluruh hidupnya sejak kanak-kanak kepada Rosulullah
saw. Dialah jua didikan seorang wanita mulia yang sangat dikagumi oleh
Rosulullah, yang namanya terdengar sampai ke syurga. Ketika Rosulllah
hingga yang Ia adalah seorang
sahabiyah yang dijamin masuk syurga oleh Rasulullah, bukan karena sebab lain
melainkan ketabahannya dan kemuliaannya. Waktu itu suaminya datang dan
memberitahukan bahwa ada utusan dari Rasulullah, suaminya menyuruhnya untuk
menjamu tamu itu.
dan ummu Sulaim berkata, "Tak ada makanan kecuali untuk anak
kita" Suaminya menjawab, "Tidurkanlah anak kita dan jamulah tamu kita".
dan ditidurkanlah anaknya dan Ummu Sulaim menyiapkan makan untuk tamunya. Ia redupkan lampunya. dan ia duduk agak jauh bersama suaminya dengan berkegiatan sedang berpura-pura makan hingga tamunya dajak makan.
Dan Ia adalah yang dijamin oleh Rasulullah untuk bisa masuk syurga dari pintu manapun yang ia minta
dan ummu Sulaim berkata, "Tak ada makanan kecuali untuk anak
kita" Suaminya menjawab, "Tidurkanlah anak kita dan jamulah tamu kita".
dan ditidurkanlah anaknya dan Ummu Sulaim menyiapkan makan untuk tamunya. Ia redupkan lampunya. dan ia duduk agak jauh bersama suaminya dengan berkegiatan sedang berpura-pura makan hingga tamunya dajak makan.
Dan Ia adalah yang dijamin oleh Rasulullah untuk bisa masuk syurga dari pintu manapun yang ia minta