Anak, tentang anak
berkali-kali aku juga harusnya bersyukur
atas karunia yang Allah berikan berupa kedua anak yang cantik dan lucu. Karena
diluar sana masih banyak yang merindukan hadirnya seorang bocah lucu untuk
mengisi hari-harinya, hadirnya bayi mungil untuk menemani sepi malam-malamnya.
Tapi lihatlah sekarang setiap malam ketika aku
pulang kerja aku tak lagi berlama-lama bermain dengan anak karena mataku sudah berat dan segera ingin
merebahkan tubuhku ke kasur. Padahal jam kerjaku cuma setengah hari karena aku
bekerja sebagai freelancer. Maisha yang dari kecil punya kebiasaan minta
dibacakan buku cerita, merengek minta dibacaain cerita. Dan aku hanya
membacakannya 1 atau 2 lembar saja itupun dengan mata setengah terpejam,
kadang-kadang sambil marah-marah nyuruh dia cepat tidur, padahal dia hanya
ingin berceloteh mengenai pengalamannya bermain bersama teman-temannya,
memperlihatkan hasil karyanya dan ingin dipeluk dan dicium untuk mengantarkan
tidurnya. Sementara yang kecil karena
tidur siangnya kesoren belum juga mau tidur. Seringkali dia tidur kemaleman rewel
minta ini itu, sementara ibunya sudah capek dan lelah, mata yang mulai berat
mulai ngomel-ngomel karena geram mendengar rengekannya, padahal ia hanya ingin
ditemani makan, minum susu, mendengar celotehannya, dan buang air kecil. Padahal
tau nggak, kalau kalian melihat dan menatap mata jernihnya yang hitam seperti
kelereng menghiasi wajahnya yang bundar dan rambutnya yang ikal, luucu dan
menggemaskan. Siapapun yang melihatnya pasti langsung ingin mencium pipinya
yang tembem. Tapi sayang umminya yang tak pandai bersyukur ini telah
menyia-nyiakan menit-menit yang berharga. Golden age. Usianya masih 2 tahun
tapi udah sering kena omelan uminya dan geraman tanda marah. HHHHHhhhhh……apalagi
sih deeekkkk….umi udah capek, udah ngantuk, mau istirahaaaat…ayo cepet
tiduuuurrr. Umi tinggal tidur niih biarinn nanti ada tikus nih…(dan berbagai
omelan dan intimidasi lainnya).
Ayah,
bunda,..teman-teman yang belum atau akan menjadi ayah bunda, kumohon
jangan…jangan lakukan seperti hal diatas.
Setiap detik, setiap waktu sangat berarti bagi perkembangan anak kita
terutama pada masa keemasan (usia 0-6th). Waktu tak akan bisa
dikembalikan lagi dan setiap penggalan waktu akan mengisi memori anak kita.
Maka seharusnya hanya diperlukan setitik
kesabaran dan sepotong perhatian dan berjuta rasa syukur untuk
menjadikan keadaan yang lebih baik. Sekali lagi Kuncinya adalah 6S yaituSABAR,
SABAR, SABAR dan SYUKUR, SYUKUR SYUKUR.
No comments:
Post a Comment