^_^

Markaz Pelangi.blogspot.com - Supported By Ummu Sakha - copyright © 2009

Wednesday, 24 April 2013

Syukur - Manusia emang gak ada syukurnya

                
Manusia memang ga ada syukurnya. Sudah diberi nikmat tapi malah menyia-nyiakannya. Contohnya saya. Saya merasa Allah sudah sedemikian baiknya pada saya.. Sudah diberikan jodoh yang baik, jujur dan perhatian pada keluarga, tapi malah sering kurang perhatian bila suami pulang kerja dengan alasan karena lagi nyuapin anak, sehingga lupa menyiapkan makan malamnya. Sering bermuka muram dan cemberut jika ada sikap yang menurutku salah. Padahal masih banyak temen seusiaku bahkan beberapa teman akrabku sampai sekarang belum menikah. Mereka mengkhawatirkan usianya yang semakin bertambah tapi sampai sekarang belum bertemu jodoh, padahal mereka sudah saatnya membina rumah tangga. Banyak juga temen –temen yang suaminya masih pontang panting cari kerjaan sambilan karena tuntutan anak-anaknya sudah bertambah tapi penghasilannya belum bertambah, sedangkan aku diberi suami yang jujur dan bertanggung jawab dengan gaji yangcukuplah untuk hidup di Jakarta yang katanya serba mahal, tapi malah sering protes kurang ini kurang itu, minta suami cari kerjaan yang lebih baik, gaji lebih besar, jabatannya lebih tinggi..Oh..alangkah tidak bersyukurnya..
           Ya Allah, dulu kepada-Mu aku meminta pekerjaan agar bisa bekerja diluar rumah dan berjanji pada suami akan tetap berusaha membagi waktu antara pekerjaan rumah dan merawat anak-anak. Tapi sekarang, setelah Kau beri  aku pekerjaan ,  setiap pulang kerja selalu mengeluh pada anak-anak kalau umi capek , sudah ayo buruan tidur, akibatnya anak-anak sering kena omel jikalau mereka belum mau tudur dan masih pengen bermain. Dan dengan alasan dirumah repot mengurus anak, sehingga dalam pekerjaanpun aku kurang professional dan kurang persiapan. Dan sekarang ingin kembali ke rumah mau buka usaha. Padahal diluar sana masih banyak wanita-wanita yang harus berjuang mengumpulkan rupiah demi rupiah seharian penuh meninggalkan rumah, setelah sampai rumah harus menyiapkan ini itu untuk keluarganya, mengurus keperluan rumah tangganya dan melakukan pekerjaan rumah.  Duuhhh… manusia  kapan kau berhenti mengeluh dan bersyukur .

Anak, tentang anak berkali-kali aku juga harusnya  bersyukur atas karunia yang Allah berikan berupa kedua anak yang cantik dan lucu. Karena diluar sana masih banyak yang merindukan hadirnya seorang bocah lucu untuk mengisi hari-harinya, hadirnya bayi mungil untuk menemani sepi malam-malamnya.
 Tapi lihatlah sekarang setiap malam ketika aku pulang kerja aku tak lagi berlama-lama bermain dengan anak karena  mataku sudah berat dan segera ingin merebahkan tubuhku ke kasur. Padahal jam kerjaku cuma setengah hari karena aku bekerja sebagai freelancer. Maisha yang dari kecil punya kebiasaan minta dibacakan buku cerita, merengek minta dibacaain cerita. Dan aku hanya membacakannya 1 atau 2 lembar saja itupun dengan mata setengah terpejam, kadang-kadang sambil marah-marah nyuruh dia cepat tidur, padahal dia hanya ingin berceloteh mengenai pengalamannya bermain bersama teman-temannya, memperlihatkan hasil karyanya dan ingin dipeluk dan dicium untuk mengantarkan tidurnya.  Sementara yang kecil karena tidur siangnya kesoren belum juga mau tidur. Seringkali dia tidur kemaleman rewel minta ini itu, sementara ibunya sudah capek dan lelah, mata yang mulai berat mulai ngomel-ngomel karena geram mendengar rengekannya, padahal ia hanya ingin ditemani makan, minum susu, mendengar celotehannya, dan buang air kecil. Padahal tau nggak, kalau kalian melihat dan menatap mata jernihnya yang hitam seperti kelereng menghiasi wajahnya yang bundar dan rambutnya yang ikal, luucu dan menggemaskan. Siapapun yang melihatnya pasti langsung ingin mencium pipinya yang tembem. Tapi sayang umminya yang tak pandai bersyukur ini telah menyia-nyiakan menit-menit yang berharga. Golden age. Usianya masih 2 tahun tapi udah sering kena omelan uminya dan geraman tanda marah. HHHHHhhhhh……apalagi sih deeekkkk….umi udah capek, udah ngantuk, mau istirahaaaat…ayo cepet tiduuuurrr. Umi tinggal tidur niih biarinn nanti ada tikus nih…(dan berbagai omelan dan intimidasi lainnya).

Ayah, bunda,..teman-teman yang belum atau akan menjadi ayah bunda, kumohon jangan…jangan lakukan seperti hal diatas.  Setiap detik, setiap waktu sangat berarti bagi perkembangan anak kita terutama pada masa keemasan (usia 0-6th). Waktu tak akan bisa dikembalikan lagi dan setiap penggalan waktu akan mengisi memori anak kita. Maka seharusnya hanya diperlukan setitik  kesabaran dan sepotong perhatian dan berjuta rasa syukur untuk menjadikan keadaan yang lebih baik. Sekali lagi Kuncinya adalah 6S yaituSABAR, SABAR, SABAR dan SYUKUR, SYUKUR SYUKUR.



No comments:

Post a Comment