^_^

Markaz Pelangi.blogspot.com - Supported By Ummu Sakha - copyright © 2009

Friday, 26 April 2013

KHABBAB BIN ARAT Guru besar dalam Pengorbanan


            Khabbab adalah seorang pembuat pedang. Ia menjual pedang-pedang buatannya kepada penduduk Mekkah dan kepasar-pasar.  
Ia menyatakan diri masuk Islam, karena kekagumannya pada sosok yang dapat membimbingnya mencari sesuatu yang hilang dalam kehidupannya dan kehidupan orang-orang Qurays. Sosok yang menuntunnya dari kegelapan menuju cahaya terang yaitu Rosulullah yang mulia Muhammad saw.
Semenjak saaat itu Khabbab menjadi salah satu daftar orang Islam yang mendapatkan siksaan dari orang-orang kafir. Mereka terdiri dari orang miskin yang lemah, amur  sanggup berdiri tegar menghadapi kesombongan, kesewenangan, dan kegilaan orang-orang kafir Qurays. 
Dimata Allah, mereka sangat mulia. Mereka kibarkan panji  kebenarandiangkasa luas sebagai pertanda runtuhnya masa pemujaan berhala dan kezaliman. Mereka kibarkan kabar gembira adanya Allah yang seharusnya disembah manusia, dan tiada sekutu baginya. Mereka sampaikan bahwa dibawah kibaran panji Islam, orang-orang lemah dan miskin memiliki derajat yang sama dengan orang-orang yang selama ini berlaku sewenang-wenang kepada mereka. Dengan keberanian yang luar biasa Khabbab memikul semua tanggungjawab ini bak seorang perintis.
Sya’bi menceritakan. “Khabbab menunjukkan ketabahan yang luar biasa. Ia tak gentar sedikitpun menghadapi tindakan biadab orang-orang kafir. Mereka menindihkan batu membara diatas punggungnya, ingá dagingnya terkelupas.”
Orang-orang Qurays telah mengubah semua besi bahan baku untuk membuat pedang yang ada rumah Khabbab menjadi belenggu dan rantai besi. Lalu mereka masukkan kedalam api yang Sangay membara. Estela itu mereka lilitkan besi itu, ke tubuh, kedua tangan dan kedua kaki Khabbab.
Siksaan yang diterima Khabbab memang berat, Namur ketabahan Khabbab lebih kyat dari semua siksaan itu. Apalagi estela mendengar sabda Rosulullah ketika ia dan  rekan-rekan sependeritaannya mengharapkan keselamatan atas diri mereka.
Rosulullah bersabda, “Dahulu, sebelum kalian, ada seorang laki-laki disiksa, tubuhnya dikubur kecuali leer dan kepalanya, lalu diambil sebuah gergaji untuk menggergaji kepalanya, tapi siksaan itu tak memalingkan dirinya dari agamanya. Adapula yang disikat antara daging dan tulangnya dengan sikat besi. Itu juga tak menggoyahkan keimanannya. Ingá para musafir yang pergi dari San’an ke hadramaut tidak takutkecuali pada Allah, dan tidak khawatir kambingnya hilang atrau dimakan srigala. Hanya saja kalian tergesa-gesa.
Mendengar sabda ini , keimanan dan keteguhan hati mereka semakin mantab.
Demikian, Khabbab menghadapi semua siksaan dengan tabah dan tawakal.
Orang-orang Qurays sampai meminta bantuan Ummu Anmar mantan majikannya . Lau ia menyiksa Khabbab dengan menaruh besi yang panas membara diatas ubun-ubunnya. Kabbab Sangay kesakitan, Namur dengan sekuat tenaga ia menahan nafas dan suaranya agar tidak keluar keluhan dari mulutnya yang menjadikan mereka puas dan gembira.
Jika orang-orang Qurays berusaha mematahkan keimanan dengan siksaan, maka orang beriman mengatasinya dengan pengorbanan. Dan Khabbab adalah guru besar dalam pengorbanan.
Khabbab juga mahir dalam membaca dan mengajarkan Al-Qur’an. Ahíla yang mengajarkan Fátima Cinti Khattab adik Umar bin Khattab. Ia juga menjadi tempat bertanya Abdullah bin Mas’ud .
Pada masa peperangan ia yang mendapatkan harta limpahan membangun rumahnya dan mengisinya dengan hartanya, lalu mempersilahkan siapa saja yang membutuhkan untuk mengambilnya.
Khabbab meninggal dunia pada tahun 37 H. Dialah guru besar dalam seni perjuangan dan pengorbanan dimasa Islam. Allah menyambutnya dengan penghormatan dalam QS. Al-An’am:52-54)
Estela Turín ayat ini Rosulullah Sangay memuliakan mereka. Tiada kata yang pantas untuk mengenang kecuali “Semoga Allah melimpahkan Ramat-Nya lepada Khabbab” seperti yang diucapkan Khalifah Ali ra. Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment