Khabbab
adalah seorang pembuat pedang. Ia menjual pedang-pedang
buatannya kepada penduduk Mekkah dan kepasar-pasar.
Ia
menyatakan diri masuk Islam, karena kekagumannya pada sosok yang dapat
membimbingnya mencari sesuatu yang hilang dalam kehidupannya dan kehidupan
orang-orang Qurays. Sosok yang menuntunnya dari kegelapan menuju cahaya terang
yaitu Rosulullah yang mulia Muhammad saw.
Semenjak
saaat itu Khabbab menjadi salah satu daftar orang Islam yang mendapatkan
siksaan dari orang-orang kafir. Mereka terdiri dari orang miskin yang lemah,
amur sanggup berdiri tegar menghadapi
kesombongan, kesewenangan, dan kegilaan orang-orang kafir Qurays.
Dimata
Allah, mereka sangat mulia. Mereka kibarkan panji kebenarandiangkasa luas sebagai pertanda
runtuhnya masa pemujaan berhala dan kezaliman. Mereka kibarkan kabar gembira
adanya Allah yang seharusnya disembah manusia, dan tiada sekutu baginya. Mereka
sampaikan bahwa dibawah kibaran panji Islam, orang-orang lemah dan miskin
memiliki derajat yang sama dengan orang-orang yang selama ini berlaku
sewenang-wenang kepada mereka. Dengan keberanian yang luar biasa Khabbab
memikul semua tanggungjawab ini bak seorang perintis.
Sya’bi
menceritakan. “Khabbab menunjukkan ketabahan yang luar biasa. Ia tak gentar
sedikitpun menghadapi tindakan biadab orang-orang kafir. Mereka menindihkan
batu membara diatas punggungnya, ingá dagingnya terkelupas.”
Orang-orang
Qurays telah mengubah semua besi bahan baku untuk membuat pedang yang ada rumah
Khabbab menjadi belenggu dan rantai besi. Lalu mereka masukkan kedalam api yang
Sangay membara. Estela itu mereka lilitkan besi itu, ke tubuh, kedua tangan dan
kedua kaki Khabbab.
Siksaan
yang diterima Khabbab memang berat, Namur ketabahan Khabbab lebih kyat dari
semua siksaan itu. Apalagi estela mendengar sabda Rosulullah ketika ia dan rekan-rekan sependeritaannya mengharapkan
keselamatan atas diri mereka.
Rosulullah
bersabda, “Dahulu, sebelum kalian, ada seorang laki-laki disiksa, tubuhnya dikubur
kecuali leer dan kepalanya, lalu diambil sebuah gergaji untuk menggergaji
kepalanya, tapi siksaan itu tak memalingkan dirinya dari agamanya. Adapula yang
disikat antara daging dan tulangnya dengan sikat besi. Itu juga tak
menggoyahkan keimanannya. Ingá para musafir yang pergi dari San’an ke hadramaut
tidak takutkecuali pada Allah, dan tidak khawatir kambingnya hilang atrau
dimakan srigala. Hanya saja kalian tergesa-gesa.
Mendengar
sabda ini , keimanan dan keteguhan hati mereka semakin mantab.
Demikian,
Khabbab menghadapi semua siksaan dengan tabah dan tawakal.
Orang-orang Qurays sampai
meminta bantuan Ummu Anmar mantan majikannya . Lau
ia menyiksa Khabbab dengan menaruh besi yang panas membara diatas ubun-ubunnya.
Kabbab Sangay kesakitan, Namur dengan sekuat tenaga ia menahan nafas dan
suaranya agar tidak keluar keluhan dari mulutnya yang menjadikan mereka puas
dan gembira.
Jika
orang-orang Qurays berusaha mematahkan keimanan dengan siksaan, maka orang
beriman mengatasinya dengan pengorbanan. Dan Khabbab adalah guru besar dalam
pengorbanan.
Khabbab
juga mahir dalam membaca dan mengajarkan Al-Qur’an. Ahíla yang mengajarkan
Fátima Cinti Khattab adik Umar bin Khattab. Ia juga menjadi tempat bertanya
Abdullah bin Mas’ud .
Pada
masa peperangan ia yang mendapatkan harta limpahan membangun rumahnya dan
mengisinya dengan hartanya, lalu mempersilahkan siapa saja yang membutuhkan
untuk mengambilnya.
Khabbab
meninggal dunia pada tahun 37 H. Dialah guru besar dalam seni perjuangan dan
pengorbanan dimasa Islam. Allah menyambutnya dengan penghormatan dalam QS.
Al-An’am:52-54)
Estela
Turín ayat ini Rosulullah Sangay memuliakan mereka. Tiada kata yang pantas
untuk mengenang kecuali “Semoga Allah melimpahkan Ramat-Nya lepada Khabbab”
seperti yang diucapkan Khalifah Ali ra. Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment