Ingin kutemui kau diujung...
Yang harus kulalui oleh sakitnya derita
Yang melewati terjal bebatuan penghalang cita
Sesaknya penantian yang seakan tiada batas
Semakin ingin kutemui ...
Tertebar benih-benih dahaga dan kehampaan
Kerinduan itu, menghujam tiba-tiba
Seakan tak menghiraukan siapa saja yang datang
Seakan tak mendengar alam yang meraung
Dibawah sana....
Kesendirianku bersama-Nya
Bagai satu cahaya yang ingin kuraih
Karena keraguan yang menyellinap
Menyamarkan kerinduan dengan kerinduan yang hakiki
Namun,...
Sebuah alunan syahdu nuraniku
Mengalir pasti, pantang menyerah
Membawaku menuju...
Pucuk-Pucuk Kerinduan
(300801-terbesit kenangan bersama semilir angin dan gemerlap bintang dilangit dipuncak Panderman)
Blog ini adalah tempat untuk berkisah tentang apapun yang bisa menghadirkan pelangi dihatiku...
^_^
Friday, 16 January 2009
HATI
Sebuah hati telah membisu
Tertutup rapat dihiasi debu-debu
Pikirannya melayang …
Melantunkan bait-bait puisi kosong
Tak bermakna...
Iri mendengar saat dibacakannya
Sajak-sajak indah Taufik Ismail
Atau puisi beken karya Choiril Anwar
Namun kini hatinya beku
Pikirannya melayang
Melantunkan bait-bait puisi kosong
Tiada arti
Tak bersyukur melihat puisi alam nan indah
Karya Maha Sempurna milik Tuhan
Ada satu kerinduan yang tak mampu
Ia tuangkan dalam bait-bait suara,
Lagu, puisi, atau bahkan do’a
Pikirannya melayang dan hanya mampu
Melantunkan bait-bait puisi kosong
Dan iapun tak tau maksudnya
Hingga ia memahami sebuah arti
Hanya dia dan Tuhannya yang tau jawabnya
(pertengahan 2000)
Pucuk-Pucuk Kerinduan
(Panderman II)
Ku tatap pucuk-pucuk Kerinduan
Lalu kumelangkah...
menepis dingin....
Membiarkan bayu malam
Menerpa bayanganku
Hingga nafas yang tersebgalAsaku mulai pupus
Kutatap pucuk-pucuk Kerinduan
Lalu setetes air,membasahi kerongkongan
Menanamkan kembali rindu di kalbu
Dan membakar asa yang mulai padam
Mendobrak langkah
Menggapai rindu
Disana pucuk-pucuk Kerinduan
Lalui jalanan berliku dan menanjak
Licin dan berdebu…
Diselimuti Kabul tabal
Yang menyesakkan paru-paru
Melewati batu-batu termal
Dan semakin berat ‘tuk melangkahkan kaki
Namun pucuk-pucuk Kerinduan
Menyapa....
Meringankan kembali langkah
Perjalanan dibawah cahaya malam
Sesekali menengok serpihan
Mutiara dibawah sana
Menikmati hamparan luas malam
Lukisan sang Esa
Ditemani sepoi-sepoi malam
Berlindung satu bintang diatasnya
Mendekatkan kalbuku pada Kekasih
Ketika terasa kaki ini menapak
Pada pucuk kerinduan
Merasa takjub dan syukur tiada hingga
Walau ternyata...
Terlihat saja samar Negeri Atas Awan
Dan...Kerinduan munajat-Mu belum terobati
Karena satu titik noda dihati
Tapi ingin tetap kugapai...
Pucuk-pucuk Kerinduan
(180701)
Tertutup rapat dihiasi debu-debu
Pikirannya melayang …
Melantunkan bait-bait puisi kosong
Tak bermakna...
Iri mendengar saat dibacakannya
Sajak-sajak indah Taufik Ismail
Atau puisi beken karya Choiril Anwar
Namun kini hatinya beku
Pikirannya melayang
Melantunkan bait-bait puisi kosong
Tiada arti
Tak bersyukur melihat puisi alam nan indah
Karya Maha Sempurna milik Tuhan
Ada satu kerinduan yang tak mampu
Ia tuangkan dalam bait-bait suara,
Lagu, puisi, atau bahkan do’a
Pikirannya melayang dan hanya mampu
Melantunkan bait-bait puisi kosong
Dan iapun tak tau maksudnya
Hingga ia memahami sebuah arti
Hanya dia dan Tuhannya yang tau jawabnya
(pertengahan 2000)
Pucuk-Pucuk Kerinduan
(Panderman II)
Ku tatap pucuk-pucuk Kerinduan
Lalu kumelangkah...
menepis dingin....
Membiarkan bayu malam
Menerpa bayanganku
Hingga nafas yang tersebgalAsaku mulai pupus
Kutatap pucuk-pucuk Kerinduan
Lalu setetes air,membasahi kerongkongan
Menanamkan kembali rindu di kalbu
Dan membakar asa yang mulai padam
Mendobrak langkah
Menggapai rindu
Disana pucuk-pucuk Kerinduan
Lalui jalanan berliku dan menanjak
Licin dan berdebu…
Diselimuti Kabul tabal
Yang menyesakkan paru-paru
Melewati batu-batu termal
Dan semakin berat ‘tuk melangkahkan kaki
Namun pucuk-pucuk Kerinduan
Menyapa....
Meringankan kembali langkah
Perjalanan dibawah cahaya malam
Sesekali menengok serpihan
Mutiara dibawah sana
Menikmati hamparan luas malam
Lukisan sang Esa
Ditemani sepoi-sepoi malam
Berlindung satu bintang diatasnya
Mendekatkan kalbuku pada Kekasih
Ketika terasa kaki ini menapak
Pada pucuk kerinduan
Merasa takjub dan syukur tiada hingga
Walau ternyata...
Terlihat saja samar Negeri Atas Awan
Dan...Kerinduan munajat-Mu belum terobati
Karena satu titik noda dihati
Tapi ingin tetap kugapai...
Pucuk-pucuk Kerinduan
(180701)
RIOT
Wahai...
Kepada siapa hendak kutanyakan
Sesuatu yang tak kumengerti
Padahal aku tau sesuatu itu dihadapanku
Saat ini ...
Aku berdiri disini, dan aku tau...
Dimana aku kini
Disuatu negeri asing, didunia lain
Tidak...tidak...
Aku kenal negeri ini, aku dekat
Aku tau dan aku sadar aku tetap disini
Wahai...
Kepada siapa hendak kutanyakan...
Bagaimana bisa kuraih harapan
Padahal aku tau sesuatu itu dihadapanku
Sedang aku tak mengenali
Ya...
Kenal...kenali apa yang terjadi pada dirimu
(july 2000)
Kepada siapa hendak kutanyakan
Sesuatu yang tak kumengerti
Padahal aku tau sesuatu itu dihadapanku
Saat ini ...
Aku berdiri disini, dan aku tau...
Dimana aku kini
Disuatu negeri asing, didunia lain
Tidak...tidak...
Aku kenal negeri ini, aku dekat
Aku tau dan aku sadar aku tetap disini
Wahai...
Kepada siapa hendak kutanyakan...
Bagaimana bisa kuraih harapan
Padahal aku tau sesuatu itu dihadapanku
Sedang aku tak mengenali
Ya...
Kenal...kenali apa yang terjadi pada dirimu
(july 2000)
GAMANG
Saat ini aku berdiri menatap langit...
Sementara anganku jauh menerawang...
Mencari suatu titik
Sebelum aku menyadari dimana...
Dan sedang apa aku kini....
Sehingga,
Aku bertanya, aku bertanya kepadamu...
Apa????
Mengapa???
Dimana???
Untuk Apa???
Aku tau jawabanya, tapi aku tak tau
Aku tau, tapi tak bisa kurengkuh
Asa itu jauh ...
Dan hampir putus asa
Sebuah tulisan bermakna, tapi tak biisa diungkapkan
Sebuah goresan penuh arti, tapi sangat abstrak
Makna dan arti itulah yang dicari
Untuk mengerti sebuah tujuan
Tujuan akhir sebuah kehidupan
(July 2000)
Sementara anganku jauh menerawang...
Mencari suatu titik
Sebelum aku menyadari dimana...
Dan sedang apa aku kini....
Sehingga,
Aku bertanya, aku bertanya kepadamu...
Apa????
Mengapa???
Dimana???
Untuk Apa???
Aku tau jawabanya, tapi aku tak tau
Aku tau, tapi tak bisa kurengkuh
Asa itu jauh ...
Dan hampir putus asa
Sebuah tulisan bermakna, tapi tak biisa diungkapkan
Sebuah goresan penuh arti, tapi sangat abstrak
Makna dan arti itulah yang dicari
Untuk mengerti sebuah tujuan
Tujuan akhir sebuah kehidupan
(July 2000)
Pucuk-Pucuk Kerinduan (Panderman II)
Ku tatap pucuk-pucuk Kerinduan
Lalu kumelangkah...
menepis dingin....
Membiarkan bayu malam
Menerpa bayanganku
Hingga nafas yang tersebgalAsaku mulai pupus
Kutatap pucuk-pucuk Kerinduan
Lalu setetes air,membasahi kerongkongan
Menanamkan kembali rindu di kalbu
Dan membakar asa yang mulai padam
Mendobrak langkah
Menggapai rindu
Disana pucuk-pucuk Kerinduan
Lalui jalanan berliku dan menanjak
Licin dan berdebu…
Diselimuti Kabul tabal
Yang menyesakkan paru-paru
Melewati batu-batu termal
Dan semakin berat ‘tuk melangkahkan kaki
Namun pucuk-pucuk Kerinduan
Menyapa....
Meringankan kembali langkah
Perjalanan dibawah cahaya malam
Sesekali menengok serpihan
Mutiara dibawah sana
Menikmati hamparan luas malam
Lukisan sang Esa
Ditemani sepoi-sepoi malam
Berlindung satu bintang diatasnya
Mendekatkan kalbuku pada Kekasih
Ketika terasa kaki ini menapak
Pada pucuk kerinduan
Merasa takjub dan syukur tiada hingga
Walau ternyata...
Terlihat saja samar Negeri Atas Awan
Dan...Kerinduan munajat-Mu belum terobati
Karena satu titik noda dihati
Tapi ingin tetap kugapai...
Pucuk-pucuk Kerinduan
(180701)
Lalu kumelangkah...
menepis dingin....
Membiarkan bayu malam
Menerpa bayanganku
Hingga nafas yang tersebgalAsaku mulai pupus
Kutatap pucuk-pucuk Kerinduan
Lalu setetes air,membasahi kerongkongan
Menanamkan kembali rindu di kalbu
Dan membakar asa yang mulai padam
Mendobrak langkah
Menggapai rindu
Disana pucuk-pucuk Kerinduan
Lalui jalanan berliku dan menanjak
Licin dan berdebu…
Diselimuti Kabul tabal
Yang menyesakkan paru-paru
Melewati batu-batu termal
Dan semakin berat ‘tuk melangkahkan kaki
Namun pucuk-pucuk Kerinduan
Menyapa....
Meringankan kembali langkah
Perjalanan dibawah cahaya malam
Sesekali menengok serpihan
Mutiara dibawah sana
Menikmati hamparan luas malam
Lukisan sang Esa
Ditemani sepoi-sepoi malam
Berlindung satu bintang diatasnya
Mendekatkan kalbuku pada Kekasih
Ketika terasa kaki ini menapak
Pada pucuk kerinduan
Merasa takjub dan syukur tiada hingga
Walau ternyata...
Terlihat saja samar Negeri Atas Awan
Dan...Kerinduan munajat-Mu belum terobati
Karena satu titik noda dihati
Tapi ingin tetap kugapai...
Pucuk-pucuk Kerinduan
(180701)
Panderman (Panderman I)
Panderman....
Sebuah nama yang selalu mengusik hati
Sebuah nama yang entah kenapa...
Membuat hati rindu ’tuk kembali
Panderman....
Adalah sebuah penciptaan
Oleh Sang Maha Sempurna
Sebuah penciptaan yang menggetarkan mata hati
Panderman ...
Adalah sebuah lukisan alam
oleh sebaik-baik Pelukis
Adalah sebuah alunan kesejukan
penghapus angkara
dibawah sana....
Panderman....
Di puncakmu sesosok kehidupan berdiri
Menatap indahnya panoramamu
Menatap tenang malammu
Dikelilingi gemerlap lampu kota
Bak pecahan intan merata
Menatap sejuknya pagi nan elok
Menatap keindahan....
Negeri Atas Awan
(Awal Maret 2000)
Sebuah nama yang selalu mengusik hati
Sebuah nama yang entah kenapa...
Membuat hati rindu ’tuk kembali
Panderman....
Adalah sebuah penciptaan
Oleh Sang Maha Sempurna
Sebuah penciptaan yang menggetarkan mata hati
Panderman ...
Adalah sebuah lukisan alam
oleh sebaik-baik Pelukis
Adalah sebuah alunan kesejukan
penghapus angkara
dibawah sana....
Panderman....
Di puncakmu sesosok kehidupan berdiri
Menatap indahnya panoramamu
Menatap tenang malammu
Dikelilingi gemerlap lampu kota
Bak pecahan intan merata
Menatap sejuknya pagi nan elok
Menatap keindahan....
Negeri Atas Awan
(Awal Maret 2000)
The Blue Sea and The Blue Sky
At the afternoon
The blue sea had been come red
Similar to the blue sky
But it was beautiful
At the night
The blue sea had been come dark
Similar to the blue sky
There were stars gave lights
It was more beautiful
At the morning
The dark of the sea had been come the blue sea
Similar to the blue sky
There was sun rised
It was also beautiful
At the noon
The blue sea was the blue sea
Similar to to the blue sky
The wind moved coco trees
The blue sea and the blue sky
Looked so beautiful
I know
It’s a beautiful live
It’s a beautiful world
It’s a beautiful making
From Beautiful Maker
(Lagi belajar bahasa Inggris sepulang susur pantai Ngliyep-Bale kambang Maret 2000)
The blue sea had been come red
Similar to the blue sky
But it was beautiful
At the night
The blue sea had been come dark
Similar to the blue sky
There were stars gave lights
It was more beautiful
At the morning
The dark of the sea had been come the blue sea
Similar to the blue sky
There was sun rised
It was also beautiful
At the noon
The blue sea was the blue sea
Similar to to the blue sky
The wind moved coco trees
The blue sea and the blue sky
Looked so beautiful
I know
It’s a beautiful live
It’s a beautiful world
It’s a beautiful making
From Beautiful Maker
(Lagi belajar bahasa Inggris sepulang susur pantai Ngliyep-Bale kambang Maret 2000)
Setetes Cinta Untuk Mereka
Disebuah dataran tinggi
Gersang jarang air
Hanya debu pasir dan ladang jagung kering menghiasi
Kaki-kaki kecil tanpa alas
Berjalan jauh berlari-lari kecil
Menuju sebuah gedung lusuh, rapuh
Seragam lusuhnya diterpa angin
Mengiringi langkah-langkah mereka
Menuju masa depannya
Wajah kusam kehitam-hitaman
Menyungging senyum bahagia
Menyambut kami selaksa makna
Tangan-tangan kasarnya
Menggandeng kuat
Seakan tak ingin dilepaskan
Lagu-lagu riang mengiringi
Gurau mereka
Canda tawa mereka
Jaranan...
Lir-ilir...
Aku anak pejuang....
Pak Polisi...
Melihat mereka ....
Ingin mengalir air mata ini....
Melihat mereka...
Terguncang dada ini...Sesak
Ya Rabb, kapan hamba
Diberi kesempatan lagi
Bisa berbagi dengan mereka
Seteetitik kebahagiaan buat mereka
Setetes cinta untuk mereka
(Kenangan KKM’99 Peb00)
Gersang jarang air
Hanya debu pasir dan ladang jagung kering menghiasi
Kaki-kaki kecil tanpa alas
Berjalan jauh berlari-lari kecil
Menuju sebuah gedung lusuh, rapuh
Seragam lusuhnya diterpa angin
Mengiringi langkah-langkah mereka
Menuju masa depannya
Wajah kusam kehitam-hitaman
Menyungging senyum bahagia
Menyambut kami selaksa makna
Tangan-tangan kasarnya
Menggandeng kuat
Seakan tak ingin dilepaskan
Lagu-lagu riang mengiringi
Gurau mereka
Canda tawa mereka
Jaranan...
Lir-ilir...
Aku anak pejuang....
Pak Polisi...
Melihat mereka ....
Ingin mengalir air mata ini....
Melihat mereka...
Terguncang dada ini...Sesak
Ya Rabb, kapan hamba
Diberi kesempatan lagi
Bisa berbagi dengan mereka
Seteetitik kebahagiaan buat mereka
Setetes cinta untuk mereka
(Kenangan KKM’99 Peb00)
Tawakkal
Bulan ini pengeluaran banyak sekali. Aku juga sempat khawatir bagaimana aku bisa mencukupkan uang belanja bulan ini. Uang gaji yang diberikan suamiku hampir habis, padahal tanggal gajian lagi masih jauh. Ini semua mungkin memang kesalahanku, terlalu berambisi untuk jasdi PNS, jadi selama 2 bulan kemarin aku bela-belain keluar biaya banyak untuk mondar-mandir keluar kota untuk ikut tes CPNS. Kalau nggak ingin menyenangkan hati orang tuaku yang sudah nyekolahin aku, aku mungkiin udah putus asa dan males ikutan yang namanya CPNS.
Dulu waktu kuliah aku memang paling anti sama yang namanya CPNS. Tekadku dulu ingin jadi pengusaha sukses, kalau aku nggak bisa jadi Engineer, karena pekerjaan seorang Engineer sempat membuatku stress berat walaupun sebetulnya senang dan bangga dengan pekerjaan itu. Suamipun kurang setuju dan nggak mengijinkan aku untuk bekerja di swasta, konsultan atau kontraktor. Bahkan menjadi guru SDIT yang mengajarnya fullday pun nggak boleh. Jadilah tes CPNS aku bela-belain meski diluar kota. Aku mikirnya kalau nanti diterima dimana saja, suatu saat kan bisa mutasi. Walaupun akhirnya tidak diterima, ya ....belum rejeki.
Dan imbasnya...ya kebutuhan kemarin ditutupi oleh pemasukan bulan ini ditambah bayar kulah suami, dan bahkan uang kiriman mbakku untuk beli sepedapun ludes(maaf ya mbak...insyaAllah akan aku ganti amanah untuk beli sepeda akan aku jalankan).
Eh...belum lama ada saudara dari suami minjem uang untuk tambahan ngurus surat tanah. ( Waduh dalam hati bukan bermaksud sirik, tapi kita aja belum punya rumah), tapi ya akhirnya dipinjemin juga pake uang kuliah dengan jaminan akan dikembalikan pas mau bayar). Ya sudah, mudah-mudahan Allah melapangkan hatiku untuk ikhlas.
Selang 2 hari adik yang dikampung pengin minjem uang juga karena ia sekarang sudah resign dari pekerjaannya, sementara kiriman dari adikku yang laki-laki ditunda karena dia juga maw melanjutkan kuliah S1 plus bayar kontrakan.
Waduh...maw bilang apa nih, kalau nggak dikasih kasihan juga, atau dibilang pelit. Tapi emang benar-benar lagi nggak pegang uang. Uang belanja tinggal 200 ribu saja. Lagipula aku memang belum pernah ngasih uang dari hasil keringatku sendiri. Dulu aku sepertinya yang paling diandalkan. Kuliah dijurusan yang paling bergengsi diantara saudara-saudaraku, tapi setelah lulus belum bisa meberikan apa-apa.
Akhirnya aku bilang saja ada, tapi Cuma bisa ngasih 200ribu. Dalam hati aku pasrah sama Allah. Allah tidak akan menelantarkan hambanya. Semut saja dikasih makan, masak manusia nggak. Insya Allah pasti Allah akan memberi gantinya. Aku bilang sama adikku, ” Insya Allah aku akan transfer hari Senin.
Hari Ahad, aku nggak pergi kemana-mana, tapi sore hari aku pergi bersilahturrahim ke rumah Bu Anton yang sudah beberapa bulan ini aku lalaikan. Bu Anton itu tetanggaku yang tinggal disebrang jalan. Waktu itu aku pernah menawari beberapa orang tetangga yang mau belajar Al-Qur’an, tapi yang bersedia kebetulan hanya bu Anton. Kira-kira kami sudah mengadakan pertemuan kurang lebih 2-3 kali, setelah itu aku sering keluar kota untuk tes CPNS. Ada juga yang terbentur acara lain misalnya nikahan tetangga atau bu Anton sendiri yang lagi sibuk atau ada acara. Dan Alhamdulillah sore itu aku baru sempat ketemu dengan beliau dihalaman rumahnya.
Setelah ngobrol sebentar di halaman rumahnya, aku dipersilahkan masuk. Aku masuk mengikuti beliau lalu duduk diserambi depan, namun bu Anton terus masuk kedalam rumah. Tak lama setelah beliau keluar, beliau mengeluarkan sesuatu dalam dompetnya lalu menggenggamkannya ke tanganku. Katanya untuk bayaran yang kearen-kemaren. Aku kaget, nggak menyagka, dan akupun berusaha menolak pemberiannya, tapi beliau menolak lebih keras. Bukan apa-apa, aku takut apa yang aku lakukan selanjutnya ada sesuatu lain yang ingin aku harapkan. Bu Anton tetap bersih keras memberikan ’bayaran’ kepadaku. Katanya kalau disini mau ngaji ya bayar, jadi nggak apa-apa kalau beliau diajari ngaji trus ngasih bayaran ke orang yang mengajari(guru ngajinya). Itupun juga sikhlasnya . Ya sudah kutrima juga akhirnya. Rejeki, katanya.
Nggal lama kemudian anak keduanya yang laki-laki datang, nggak tau pulang dari mana. Biasanya dia tinggalnya di Bekasi karena bekerja disana, jadi tiap Minggu datang. Setelah menyapa dan basabasi sebentar dia masuk lagi. Selang beberapa lama, ada tamu dan anak laki-laki itupun keluar dan menenteng sesuatu. ”Nah ini ada rejeki mbak , ini buat mbak. Saya beli 2 paket kok, yang satu bawa pulang aja”. Aku melirik tentengannya. Hmmm....1 paket PIZZA HUT. Wah Subhanallah, ini namanya rejeki nih, tadi dapet dari ibu, sekarang dari anak....he..he....Rejekinya orang Silahturrahim, ya....”, seruku. Padahal tadi . Setelah ngobrol-ngobrol cukup lama, kami membuat agenda pertemuan lagi. Hari semakin sore, sudah menjelang Maghrib, aku pamit pulang.
Dan hari ini bonus suami yang sudah lama dinanti-nanti bahkan aku sudah hampir putus asa karena dikira tidak akan keluar, akhirnya keluar juga ditengah kondisi keuangan sudah sangat menipis.
Subhanallah, hari ini aku benar-benar menyaksikan kekuasaan Allah. Dan benar janji Allah, yang pertama, jika kita bertawakal kepada Allah, Allah Akan memberi yang terbaik. Kedua, jika kita ikhlas, Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Ketiga, jika kita berbaik sangka kepada Allah, maka Allah seperti apa yang kita sangkakan. Keempat, jika kita menolong orang yang ada dalam kesulitan dengan ikhlas, sesungguhnya kita menolong diri sendiri, karena Allahlah yang akan membalasnya, dan Kelima, jika kita bersyukur, Allah akan menambah dan bahkan melipatgandakan kenikmatan kita. Dan yang terakhir, Rejeki datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Wallahua’lam.
MarkazPelangi-180109
Dulu waktu kuliah aku memang paling anti sama yang namanya CPNS. Tekadku dulu ingin jadi pengusaha sukses, kalau aku nggak bisa jadi Engineer, karena pekerjaan seorang Engineer sempat membuatku stress berat walaupun sebetulnya senang dan bangga dengan pekerjaan itu. Suamipun kurang setuju dan nggak mengijinkan aku untuk bekerja di swasta, konsultan atau kontraktor. Bahkan menjadi guru SDIT yang mengajarnya fullday pun nggak boleh. Jadilah tes CPNS aku bela-belain meski diluar kota. Aku mikirnya kalau nanti diterima dimana saja, suatu saat kan bisa mutasi. Walaupun akhirnya tidak diterima, ya ....belum rejeki.
Dan imbasnya...ya kebutuhan kemarin ditutupi oleh pemasukan bulan ini ditambah bayar kulah suami, dan bahkan uang kiriman mbakku untuk beli sepedapun ludes(maaf ya mbak...insyaAllah akan aku ganti amanah untuk beli sepeda akan aku jalankan).
Eh...belum lama ada saudara dari suami minjem uang untuk tambahan ngurus surat tanah. ( Waduh dalam hati bukan bermaksud sirik, tapi kita aja belum punya rumah), tapi ya akhirnya dipinjemin juga pake uang kuliah dengan jaminan akan dikembalikan pas mau bayar). Ya sudah, mudah-mudahan Allah melapangkan hatiku untuk ikhlas.
Selang 2 hari adik yang dikampung pengin minjem uang juga karena ia sekarang sudah resign dari pekerjaannya, sementara kiriman dari adikku yang laki-laki ditunda karena dia juga maw melanjutkan kuliah S1 plus bayar kontrakan.
Waduh...maw bilang apa nih, kalau nggak dikasih kasihan juga, atau dibilang pelit. Tapi emang benar-benar lagi nggak pegang uang. Uang belanja tinggal 200 ribu saja. Lagipula aku memang belum pernah ngasih uang dari hasil keringatku sendiri. Dulu aku sepertinya yang paling diandalkan. Kuliah dijurusan yang paling bergengsi diantara saudara-saudaraku, tapi setelah lulus belum bisa meberikan apa-apa.
Akhirnya aku bilang saja ada, tapi Cuma bisa ngasih 200ribu. Dalam hati aku pasrah sama Allah. Allah tidak akan menelantarkan hambanya. Semut saja dikasih makan, masak manusia nggak. Insya Allah pasti Allah akan memberi gantinya. Aku bilang sama adikku, ” Insya Allah aku akan transfer hari Senin.
Hari Ahad, aku nggak pergi kemana-mana, tapi sore hari aku pergi bersilahturrahim ke rumah Bu Anton yang sudah beberapa bulan ini aku lalaikan. Bu Anton itu tetanggaku yang tinggal disebrang jalan. Waktu itu aku pernah menawari beberapa orang tetangga yang mau belajar Al-Qur’an, tapi yang bersedia kebetulan hanya bu Anton. Kira-kira kami sudah mengadakan pertemuan kurang lebih 2-3 kali, setelah itu aku sering keluar kota untuk tes CPNS. Ada juga yang terbentur acara lain misalnya nikahan tetangga atau bu Anton sendiri yang lagi sibuk atau ada acara. Dan Alhamdulillah sore itu aku baru sempat ketemu dengan beliau dihalaman rumahnya.
Setelah ngobrol sebentar di halaman rumahnya, aku dipersilahkan masuk. Aku masuk mengikuti beliau lalu duduk diserambi depan, namun bu Anton terus masuk kedalam rumah. Tak lama setelah beliau keluar, beliau mengeluarkan sesuatu dalam dompetnya lalu menggenggamkannya ke tanganku. Katanya untuk bayaran yang kearen-kemaren. Aku kaget, nggak menyagka, dan akupun berusaha menolak pemberiannya, tapi beliau menolak lebih keras. Bukan apa-apa, aku takut apa yang aku lakukan selanjutnya ada sesuatu lain yang ingin aku harapkan. Bu Anton tetap bersih keras memberikan ’bayaran’ kepadaku. Katanya kalau disini mau ngaji ya bayar, jadi nggak apa-apa kalau beliau diajari ngaji trus ngasih bayaran ke orang yang mengajari(guru ngajinya). Itupun juga sikhlasnya . Ya sudah kutrima juga akhirnya. Rejeki, katanya.
Nggal lama kemudian anak keduanya yang laki-laki datang, nggak tau pulang dari mana. Biasanya dia tinggalnya di Bekasi karena bekerja disana, jadi tiap Minggu datang. Setelah menyapa dan basabasi sebentar dia masuk lagi. Selang beberapa lama, ada tamu dan anak laki-laki itupun keluar dan menenteng sesuatu. ”Nah ini ada rejeki mbak , ini buat mbak. Saya beli 2 paket kok, yang satu bawa pulang aja”. Aku melirik tentengannya. Hmmm....1 paket PIZZA HUT. Wah Subhanallah, ini namanya rejeki nih, tadi dapet dari ibu, sekarang dari anak....he..he....Rejekinya orang Silahturrahim, ya....”, seruku. Padahal tadi . Setelah ngobrol-ngobrol cukup lama, kami membuat agenda pertemuan lagi. Hari semakin sore, sudah menjelang Maghrib, aku pamit pulang.
Dan hari ini bonus suami yang sudah lama dinanti-nanti bahkan aku sudah hampir putus asa karena dikira tidak akan keluar, akhirnya keluar juga ditengah kondisi keuangan sudah sangat menipis.
Subhanallah, hari ini aku benar-benar menyaksikan kekuasaan Allah. Dan benar janji Allah, yang pertama, jika kita bertawakal kepada Allah, Allah Akan memberi yang terbaik. Kedua, jika kita ikhlas, Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Ketiga, jika kita berbaik sangka kepada Allah, maka Allah seperti apa yang kita sangkakan. Keempat, jika kita menolong orang yang ada dalam kesulitan dengan ikhlas, sesungguhnya kita menolong diri sendiri, karena Allahlah yang akan membalasnya, dan Kelima, jika kita bersyukur, Allah akan menambah dan bahkan melipatgandakan kenikmatan kita. Dan yang terakhir, Rejeki datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Wallahua’lam.
MarkazPelangi-180109
Ya Allah, Gantilah dengan yang lebih baik.
8 Januari 2009
Sabtu pagi yang basah. Seperti biasanya Sabtu ini kita mengadakan pertemuan pengajian rutin Mingguan dan kebetulan bertempat dirumah kontrakanku, tapi kali ini agak siangan karena MR kami habis ada acara di PAUD-nya. Agenda acara dimulai seperti biasa. Tiba giliran kultum oleh seorang teman. Beliau adalah salah satu teman halaqohku yang ekonominya agak kurang. Dan akupun sering berkaca pada kehidupan ekonominya bila suatu saat aku punya keinginan yang melebihi kemampuan keuangan kami, masih ada orang yang keadaan ekonominya jauh lebih sulit daripada kami, lalu akupun bersyukur masih diberi kecukupan oleh Allah walaupun belum bisa memenuhi beberapa keinginanku, karena keinginan kalau dituruti nggak akan pernah habis. Oh, ya kembali kepada teman yang kultum tadi, tiba-tiba dia mengutarakan bahwa hari ini dia tidak menyampaikan kultum tapi dia ingin mengungkapkan curahan hatinya alias Curhat.
Dia bercerita kalau saat ini hatinya belum bisa mengikhlaskan suatu hal. Katanya ada seorang temennya yang hendak memberi dia kabar gembira, katakanlah semacam bonus, tapi bonus tersebut akan mengalami sedikit pemotongan. Temenku seneng sekali mendengarnya. Beliau sudah sangat berharap dan menganggap itu bener-bener akan menjadi kabar gembira sehingga ia sudah mempersiapkan beberapa planning setelah menerimanya. Tak disangka-sangka ternyata apa yang temenku bayangkan ternyata tidak sesuai seperti yang dibayangkan. Ternyata bonus itu mengalami pemotongan yang cukup besar, sehingga planning yang sudah ia persiapkan buyar entah kemana. Dari situlah temenku mengalami syok plus sakit hati yang cukup dalam. Selain tidak ada kejelasan dari pihak keduanya (temennya temenku), temenku sendiri juga tidak melakukan tabayyun, sehingga terjadilah pengendapan masalah dihati temanku itu.
Mmmm.......rumit apa mudah ya...permasalahan yang dihadapi temenku tadi. Mungkin bagi sebagian orang persoalan itu begitu rumit karena menganggap bahwa sesuatu yang sudah diprediksikan akan berhasil, bagus, besar atau nyata ternyata sebaliknya, sehingga apa yang kita rencanakan jadi amburadul gara-gara prediksi yang melenceng 180 derajat. Tentang hal itu aku ingat satu cerita. Beberapa waktu yang lalu, aku mengikuti tes CPNS dibeberapa tempat. Dan dari beberapa tempat tersebut ada beberapa tempat yang paling kuyakini lulus. Akupun juga telah merencanakan beberapa hal dan meng-cancel beberapa hal jika aku lulus nanti. Tapi ternyata tak satupun dari tes CPNS yang berhasil aku tembus. Padahal sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk bolak-balik keluar kota. Dan akhirnya akupun harus ikhlas dan tawakkal, pasti ada rencana Allah yang lebih indah untuk kunikmati.Dan Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik. Buktinya aku sekarang jadi lebih tenang, gak bingung harus tingla dimana kalau kerja diluir kota, gak bingung nitipin anak kalau ditinggal kerja de-el-el.
Saudara-saudaraku yang sedang berbahagia dan yang sedang dilanda masalah, sesungguhnya setiap kejadian yang telah terjadi itu adalah sepengetahuan dan sekehendak Allah semata. Jadi kebahagiaan dan kesedihan adalah bagian dari ketentuan Allah. Tidak ada yang perlu disesali dan disedihkan dari kehidupan ini. Karena ini semua adalah bagian dari cerita kehidupan yang kita jalani. Kalaupun rencana kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan, itu semua adalah ujian dari Allah apakah kita masih bisa melanjutkan perjalanan kisah hidup kita dan masih bersemangat serta istiqomah untuk melanjutkan cita-cita dan meneruskan rencana-rencana kita yang masih tertinggal. Apakah kita masih bisa berpegang teguh dengan aqidah yang kita yakini, dengan syari’at yang kita jalankan selama ini.
Kejadian yang telah terjadi kadang justru menjadi cambuk untuk kita agar kita selalu berusaha untuk senantiasa memperbaiki diri, tidak jatuh ke lubang yang sama, menjadi lebih baik dan lebih baik baik itu hal dunia maupun akhirat. Tapi ingat kalau kita mengejar dunia bisa jadi dia akan semakin menjauh dan akhiratpun akan turut menjauh
, namun jika kita mengejar akhirat, maka duniapun akan senantiasa mengiringi.
Wallahua’lam.
Sabtu pagi yang basah. Seperti biasanya Sabtu ini kita mengadakan pertemuan pengajian rutin Mingguan dan kebetulan bertempat dirumah kontrakanku, tapi kali ini agak siangan karena MR kami habis ada acara di PAUD-nya. Agenda acara dimulai seperti biasa. Tiba giliran kultum oleh seorang teman. Beliau adalah salah satu teman halaqohku yang ekonominya agak kurang. Dan akupun sering berkaca pada kehidupan ekonominya bila suatu saat aku punya keinginan yang melebihi kemampuan keuangan kami, masih ada orang yang keadaan ekonominya jauh lebih sulit daripada kami, lalu akupun bersyukur masih diberi kecukupan oleh Allah walaupun belum bisa memenuhi beberapa keinginanku, karena keinginan kalau dituruti nggak akan pernah habis. Oh, ya kembali kepada teman yang kultum tadi, tiba-tiba dia mengutarakan bahwa hari ini dia tidak menyampaikan kultum tapi dia ingin mengungkapkan curahan hatinya alias Curhat.
Dia bercerita kalau saat ini hatinya belum bisa mengikhlaskan suatu hal. Katanya ada seorang temennya yang hendak memberi dia kabar gembira, katakanlah semacam bonus, tapi bonus tersebut akan mengalami sedikit pemotongan. Temenku seneng sekali mendengarnya. Beliau sudah sangat berharap dan menganggap itu bener-bener akan menjadi kabar gembira sehingga ia sudah mempersiapkan beberapa planning setelah menerimanya. Tak disangka-sangka ternyata apa yang temenku bayangkan ternyata tidak sesuai seperti yang dibayangkan. Ternyata bonus itu mengalami pemotongan yang cukup besar, sehingga planning yang sudah ia persiapkan buyar entah kemana. Dari situlah temenku mengalami syok plus sakit hati yang cukup dalam. Selain tidak ada kejelasan dari pihak keduanya (temennya temenku), temenku sendiri juga tidak melakukan tabayyun, sehingga terjadilah pengendapan masalah dihati temanku itu.
Mmmm.......rumit apa mudah ya...permasalahan yang dihadapi temenku tadi. Mungkin bagi sebagian orang persoalan itu begitu rumit karena menganggap bahwa sesuatu yang sudah diprediksikan akan berhasil, bagus, besar atau nyata ternyata sebaliknya, sehingga apa yang kita rencanakan jadi amburadul gara-gara prediksi yang melenceng 180 derajat. Tentang hal itu aku ingat satu cerita. Beberapa waktu yang lalu, aku mengikuti tes CPNS dibeberapa tempat. Dan dari beberapa tempat tersebut ada beberapa tempat yang paling kuyakini lulus. Akupun juga telah merencanakan beberapa hal dan meng-cancel beberapa hal jika aku lulus nanti. Tapi ternyata tak satupun dari tes CPNS yang berhasil aku tembus. Padahal sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk bolak-balik keluar kota. Dan akhirnya akupun harus ikhlas dan tawakkal, pasti ada rencana Allah yang lebih indah untuk kunikmati.Dan Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik. Buktinya aku sekarang jadi lebih tenang, gak bingung harus tingla dimana kalau kerja diluir kota, gak bingung nitipin anak kalau ditinggal kerja de-el-el.
Saudara-saudaraku yang sedang berbahagia dan yang sedang dilanda masalah, sesungguhnya setiap kejadian yang telah terjadi itu adalah sepengetahuan dan sekehendak Allah semata. Jadi kebahagiaan dan kesedihan adalah bagian dari ketentuan Allah. Tidak ada yang perlu disesali dan disedihkan dari kehidupan ini. Karena ini semua adalah bagian dari cerita kehidupan yang kita jalani. Kalaupun rencana kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan, itu semua adalah ujian dari Allah apakah kita masih bisa melanjutkan perjalanan kisah hidup kita dan masih bersemangat serta istiqomah untuk melanjutkan cita-cita dan meneruskan rencana-rencana kita yang masih tertinggal. Apakah kita masih bisa berpegang teguh dengan aqidah yang kita yakini, dengan syari’at yang kita jalankan selama ini.
Kejadian yang telah terjadi kadang justru menjadi cambuk untuk kita agar kita selalu berusaha untuk senantiasa memperbaiki diri, tidak jatuh ke lubang yang sama, menjadi lebih baik dan lebih baik baik itu hal dunia maupun akhirat. Tapi ingat kalau kita mengejar dunia bisa jadi dia akan semakin menjauh dan akhiratpun akan turut menjauh
, namun jika kita mengejar akhirat, maka duniapun akan senantiasa mengiringi.
Wallahua’lam.
Gara-gara Jilbab Rabbani
Paling sebel kalau lagi berselisih paham sama suami. Bete deh...aku merasa dia orang yang paling nyebelin, susah diajak kompromi, kolot, de-el-el. Pagi ini jadi bete banget. Masak gara-gar pengen jilbab Rabbani aja jadi adu argumen panjang kali lebar. Lebaran kan kurang seminggu lagi tapi aku belum punya jilbab yang pantas untuk dipakai silahturrahim, masak kemana-mana jilbabnya itu-itu aja. Lalu pas pulang dari kajian Romadhon aku sempetin mampir di counternya Rabbani. Disana jilbannya udah tinggal sedikit karena udah deket lebaran jadi tinggal yang sisa-sisanya. Aku tertarik sama jilbab motif batik warna merah marun. Ku pikir mungkin cocok sama gamis merah marunku yang beberapa bulan yang lalu baru kuambil dari tukang jahit. Aku nggak beli baju baru untuk lebaran karena baju itu masih lumayan baru buatku dan masih pantas untuk dipakai pas lebaran. Aku memutuskan untuk pulang karena hari itu aku nggak bawa uang lebih untuk beli jilbab, lagian belum bilang sama suami, beliau setuju apa nggak. Sampai dirumah aku bilang ke suami kalau aku pengen beli jilbab Rabbani yang ada di gang Bale desa. Suami tidak begitu menanggapi, malah dengan cuek dia bilang, ”Emang kalau beli jilbab harus pas lebaran ya...kaya anak kecil aja. Lebaran itu kan yang penting amal ibadah di bulan Ramadhan”.
Entah kenapa dan entah setan apa yang lagi bersemayam dalam hatiku, mendengar jawaban suamiku itu aku langsung gondok dan mengeluarkan argumen pembelaan dengan mengemukakan berbagai macam alasan dan ujung-ujungnya suamiku bilang ya terserah, beli-beli aja!. Aku tambah gondok langsung masuk kamar ngajak Maisha tidur.
Sebenarnya dalam hatiku aku mengakui kalau napa yang dikatakan suamiku itu benar. Beli jilbab nggak mesti harus pas lebaran tapi waktu itu aku memang sudah lama pengen beli jilbab karena memang sudah lama juga nggak beli jilbab padaahal suamiku nggak pernah melarang kalau aku mau beli jilbab tapi akunya yang kurang sreg dengan model-model jilbab yang ada selama ini. Di tempat tidur aku berusaha menetralisir hatiku, berusaha mengalahkan nafsuku dan memcoba untuk bersabar dengan masalah ini. Ini kan hanya masalah kecil, mungkin akunya yang kurang oas atau salah ngomong ke suami.
Beberapa hari berikutnya aku keluar bersama suami dan anakku, dan kebetulan melewati counternya rabbani. Aku bilang ke suami, ”Di situ lho bi, beli jilbabnya”. Seperti biasa dia tak begitu menanggapi sambil melajukan motornya melewati Rabbani.
Lebaran kurang 4 hari, suamiku sudah libur sehingga dari pagi tidak ada kegiatan penting, tiba-tiba suamiku menanyakan suatu hal yang sebenarnya sudah hampir aku lupakan. ” Mi, katanya mau dianter ke gang Bale desa, mau beli jilbab apa tuh....”. Aku mengernyitkan dahi. Dalam hatiku berkata, kenapa baru sekarang nanyaknya. Sambil menjaga gengsi aku meolak mentah-mentah. Nggak...nggak perlu, lagian jilbabku masih banyak kok. Dengan cueknya suamiku berkata, ”Ya sudah terserah”. Aku berpikir lagi, kenapa musti gengsi, mungkin karena aku sudah sabar dan hampir melupakan masalah ini, sekarangklah permintaanku dikabulkan sama suami. Sorenya baru aku mendekati suami lagi, merajuk...Bi, katanya mau nganterin aku ke gang Bale Desa. ”Ya ayo”, sahutnya dengan santai. Lho kok sekarang gampang banget ngajaknya (.
Setelah sampai disana ternyata suamiku kurang suka jilbab yang becorak, katanya aku lebih pantes pake yang polos warna pink, meski agak berat tapi nggak papalah yang penting suamiku suka dan satu hal yang aku rasakan saat itu, mmm....Sabar itu indah, ya.... dan satu lagi buat ibu-ibu dan teman-teman yang lain, kalau deket lebaran jangan cuman mikirin baju baru, tapi semangat ibadah yang baru, hati yang baru, dan rumah baru...eh...eh...salah...ya tetep semangat untuk memperbaiki diri seperti kepompong yang akan menjadi kupu-kupu.
Kalau inget jilbab Rabbani ....aku jadi malu hi...hi...hi...
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429H
(kenangan lebaran)
Entah kenapa dan entah setan apa yang lagi bersemayam dalam hatiku, mendengar jawaban suamiku itu aku langsung gondok dan mengeluarkan argumen pembelaan dengan mengemukakan berbagai macam alasan dan ujung-ujungnya suamiku bilang ya terserah, beli-beli aja!. Aku tambah gondok langsung masuk kamar ngajak Maisha tidur.
Sebenarnya dalam hatiku aku mengakui kalau napa yang dikatakan suamiku itu benar. Beli jilbab nggak mesti harus pas lebaran tapi waktu itu aku memang sudah lama pengen beli jilbab karena memang sudah lama juga nggak beli jilbab padaahal suamiku nggak pernah melarang kalau aku mau beli jilbab tapi akunya yang kurang sreg dengan model-model jilbab yang ada selama ini. Di tempat tidur aku berusaha menetralisir hatiku, berusaha mengalahkan nafsuku dan memcoba untuk bersabar dengan masalah ini. Ini kan hanya masalah kecil, mungkin akunya yang kurang oas atau salah ngomong ke suami.
Beberapa hari berikutnya aku keluar bersama suami dan anakku, dan kebetulan melewati counternya rabbani. Aku bilang ke suami, ”Di situ lho bi, beli jilbabnya”. Seperti biasa dia tak begitu menanggapi sambil melajukan motornya melewati Rabbani.
Lebaran kurang 4 hari, suamiku sudah libur sehingga dari pagi tidak ada kegiatan penting, tiba-tiba suamiku menanyakan suatu hal yang sebenarnya sudah hampir aku lupakan. ” Mi, katanya mau dianter ke gang Bale desa, mau beli jilbab apa tuh....”. Aku mengernyitkan dahi. Dalam hatiku berkata, kenapa baru sekarang nanyaknya. Sambil menjaga gengsi aku meolak mentah-mentah. Nggak...nggak perlu, lagian jilbabku masih banyak kok. Dengan cueknya suamiku berkata, ”Ya sudah terserah”. Aku berpikir lagi, kenapa musti gengsi, mungkin karena aku sudah sabar dan hampir melupakan masalah ini, sekarangklah permintaanku dikabulkan sama suami. Sorenya baru aku mendekati suami lagi, merajuk...Bi, katanya mau nganterin aku ke gang Bale Desa. ”Ya ayo”, sahutnya dengan santai. Lho kok sekarang gampang banget ngajaknya (.
Setelah sampai disana ternyata suamiku kurang suka jilbab yang becorak, katanya aku lebih pantes pake yang polos warna pink, meski agak berat tapi nggak papalah yang penting suamiku suka dan satu hal yang aku rasakan saat itu, mmm....Sabar itu indah, ya.... dan satu lagi buat ibu-ibu dan teman-teman yang lain, kalau deket lebaran jangan cuman mikirin baju baru, tapi semangat ibadah yang baru, hati yang baru, dan rumah baru...eh...eh...salah...ya tetep semangat untuk memperbaiki diri seperti kepompong yang akan menjadi kupu-kupu.
Kalau inget jilbab Rabbani ....aku jadi malu hi...hi...hi...
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429H
(kenangan lebaran)
Gara-gara Jilbab Rabbani
Paling sebel kalau lagi berselisih paham sama suami. Bete deh...aku merasa dia orang yang paling nyebelin, susah diajak kompromi, kolot, de-el-el. Pagi ini jadi bete banget. Masak gara-gar pengen jilbab Rabbani aja jadi adu argumen panjang kali lebar. Lebaran kan kurang seminggu lagi tapi aku belum punya jilbab yang pantas untuk dipakai silahturrahim, masak kemana-mana jilbabnya itu-itu aja. Lalu pas pulang dari kajian Romadhon aku sempetin mampir di counternya Rabbani. Disana jilbannya udah tinggal sedikit karena udah deket lebaran jadi tinggal yang sisa-sisanya. Aku tertarik sama jilbab motif batik warna merah marun. Ku pikir mungkin cocok sama gamis merah marunku yang beberapa bulan yang lalu baru kuambil dari tukang jahit. Aku nggak beli baju baru untuk lebaran karena baju itu masih lumayan baru buatku dan masih pantas untuk dipakai pas lebaran. Aku memutuskan untuk pulang karena hari itu aku nggak bawa uang lebih untuk beli jilbab, lagian belum bilang sama suami, beliau setuju apa nggak. Sampai dirumah aku bilang ke suami kalau aku pengen beli jilbab Rabbani yang ada di gang Bale desa. Suami tidak begitu menanggapi, malah dengan cuek dia bilang, ”Emang kalau beli jilbab harus pas lebaran ya...kaya anak kecil aja. Lebaran itu kan yang penting amal ibadah di bulan Ramadhan”.
Entah kenapa dan entah setan apa yang lagi bersemayam dalam hatiku, mendengar jawaban suamiku itu aku langsung gondok dan mengeluarkan argumen pembelaan dengan mengemukakan berbagai macam alasan dan ujung-ujungnya suamiku bilang ya terserah, beli-beli aja!. Aku tambah gondok langsung masuk kamar ngajak Maisha tidur.
Sebenarnya dalam hatiku aku mengakui kalau napa yang dikatakan suamiku itu benar. Beli jilbab nggak mesti harus pas lebaran tapi waktu itu aku memang sudah lama pengen beli jilbab karena memang sudah lama juga nggak beli jilbab padaahal suamiku nggak pernah melarang kalau aku mau beli jilbab tapi akunya yang kurang sreg dengan model-model jilbab yang ada selama ini. Di tempat tidur aku berusaha menetralisir hatiku, berusaha mengalahkan nafsuku dan memcoba untuk bersabar dengan masalah ini. Ini kan hanya masalah kecil, mungkin akunya yang kurang oas atau salah ngomong ke suami.
Beberapa hari berikutnya aku keluar bersama suami dan anakku, dan kebetulan melewati counternya rabbani. Aku bilang ke suami, ”Di situ lho bi, beli jilbabnya”. Seperti biasa dia tak begitu menanggapi sambil melajukan motornya melewati Rabbani.
Lebaran kurang 4 hari, suamiku sudah libur sehingga dari pagi tidak ada kegiatan penting, tiba-tiba suamiku menanyakan suatu hal yang sebenarnya sudah hampir aku lupakan. ” Mi, katanya mau dianter ke gang Bale desa, mau beli jilbab apa tuh....”. Aku mengernyitkan dahi. Dalam hatiku berkata, kenapa baru sekarang nanyaknya. Sambil menjaga gengsi aku meolak mentah-mentah. Nggak...nggak perlu, lagian jilbabku masih banyak kok. Dengan cueknya suamiku berkata, ”Ya sudah terserah”. Aku berpikir lagi, kenapa musti gengsi, mungkin karena aku sudah sabar dan hampir melupakan masalah ini, sekarangklah permintaanku dikabulkan sama suami. Sorenya baru aku mendekati suami lagi, merajuk...Bi, katanya mau nganterin aku ke gang Bale Desa. ”Ya ayo”, sahutnya dengan santai. Lho kok sekarang gampang banget ngajaknya (.
Setelah sampai disana ternyata suamiku kurang suka jilbab yang becorak, katanya aku lebih pantes pake yang polos warna pink, meski agak berat tapi nggak papalah yang penting suamiku suka dan satu hal yang aku rasakan saat itu, mmm....Sabar itu indah, ya.... dan satu lagi buat ibu-ibu dan teman-teman yang lai, kalau deket lebaran jangan cuman mikirin baju baru, tapi semangat ibadah yang baru, hati yang baru, dan rumah baru...eh...eh...salah...ya tetep semangat untuk memperbaiki diri seperti kepompong yang akan menjadi kupu-kupu.
Kalau inget jilbab Rabbani ....aku jadi malu hi...hi...hi...
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429H
(kenangan lebaran)
Entah kenapa dan entah setan apa yang lagi bersemayam dalam hatiku, mendengar jawaban suamiku itu aku langsung gondok dan mengeluarkan argumen pembelaan dengan mengemukakan berbagai macam alasan dan ujung-ujungnya suamiku bilang ya terserah, beli-beli aja!. Aku tambah gondok langsung masuk kamar ngajak Maisha tidur.
Sebenarnya dalam hatiku aku mengakui kalau napa yang dikatakan suamiku itu benar. Beli jilbab nggak mesti harus pas lebaran tapi waktu itu aku memang sudah lama pengen beli jilbab karena memang sudah lama juga nggak beli jilbab padaahal suamiku nggak pernah melarang kalau aku mau beli jilbab tapi akunya yang kurang sreg dengan model-model jilbab yang ada selama ini. Di tempat tidur aku berusaha menetralisir hatiku, berusaha mengalahkan nafsuku dan memcoba untuk bersabar dengan masalah ini. Ini kan hanya masalah kecil, mungkin akunya yang kurang oas atau salah ngomong ke suami.
Beberapa hari berikutnya aku keluar bersama suami dan anakku, dan kebetulan melewati counternya rabbani. Aku bilang ke suami, ”Di situ lho bi, beli jilbabnya”. Seperti biasa dia tak begitu menanggapi sambil melajukan motornya melewati Rabbani.
Lebaran kurang 4 hari, suamiku sudah libur sehingga dari pagi tidak ada kegiatan penting, tiba-tiba suamiku menanyakan suatu hal yang sebenarnya sudah hampir aku lupakan. ” Mi, katanya mau dianter ke gang Bale desa, mau beli jilbab apa tuh....”. Aku mengernyitkan dahi. Dalam hatiku berkata, kenapa baru sekarang nanyaknya. Sambil menjaga gengsi aku meolak mentah-mentah. Nggak...nggak perlu, lagian jilbabku masih banyak kok. Dengan cueknya suamiku berkata, ”Ya sudah terserah”. Aku berpikir lagi, kenapa musti gengsi, mungkin karena aku sudah sabar dan hampir melupakan masalah ini, sekarangklah permintaanku dikabulkan sama suami. Sorenya baru aku mendekati suami lagi, merajuk...Bi, katanya mau nganterin aku ke gang Bale Desa. ”Ya ayo”, sahutnya dengan santai. Lho kok sekarang gampang banget ngajaknya (.
Setelah sampai disana ternyata suamiku kurang suka jilbab yang becorak, katanya aku lebih pantes pake yang polos warna pink, meski agak berat tapi nggak papalah yang penting suamiku suka dan satu hal yang aku rasakan saat itu, mmm....Sabar itu indah, ya.... dan satu lagi buat ibu-ibu dan teman-teman yang lai, kalau deket lebaran jangan cuman mikirin baju baru, tapi semangat ibadah yang baru, hati yang baru, dan rumah baru...eh...eh...salah...ya tetep semangat untuk memperbaiki diri seperti kepompong yang akan menjadi kupu-kupu.
Kalau inget jilbab Rabbani ....aku jadi malu hi...hi...hi...
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429H
(kenangan lebaran)
Guru Kecilku
Guru Kecilku….
080109
Emang benar kata orang, bahwa anak adalah guru kecil kita.....
Saat ini kurang lebih 2,5 tahun kami diamanahi Allah seorang anak yang cantik, lucu sekaligus mengemaskan seperti Maisha. Dan selama itu pula aku merasakan kebahagiaan ditengah kelelahan dan keruwetan mengasuh Maisha. Walaupun kadang-kadang lelah atau jengkel melihat segala tingkah lakunya yang semakin besar semakin sedikit bandel, tapi aku selalu kembali tersenyum ketika melihat wajahnya yang polos dan tingkahnya yang lucu.
Pelajaran pertama yang ku dapat dari dia adalah bahwa anakselalu merekam apa yang kita ucapkan baik itu perkataan yang baik ataupun yang buruk. Pertama kali Maisha sudah bisa mengucapkan kata-kata aku sempat tertohok kata-katanya.
Karena setiap malam Maisha mempunyai kebiasaan susah tidur, jadi aku mencari berbagai cara agar ia bisa tidur. Mulai dari membacakan surat-surat pendek, hadist-hadist sampai bernyanyi atau bercerita. Sambil loncat-loncatan dikamar aku membacakan sebuah hadist anak tentang marah, ”La taghdob walakal jannah, jangan marah surga untukmu”. Lalu ia mengikutinya sambil terus bermain hingga kelelahan sampai akhirnya mau diajak tidur.
Keesokan paginya seperti biasa aktivitas bermmainnya luarbiasa sampai aku sendiri kewalahan, kadang-kadang kalau aku lupa membawanya kekamar mandi untuk buang air kecil sehingga ia ngompol sembarangan. Hari itu mungkin aku sedang bener-bener kelelahan karena harus bolak-balik membersihkan pipisnya dan bolak-balik ke kamar mandi aku langsung mendamprat anakku lau reflek mencubit pantatnya. ”Duh Maisha sudah berapakali ummi bilang kalau mau pipis itu bilang dulu, Mi, Maisha mau pipis!Ngerti nggak....!!!! Ummi marah nih kalu Maisha begini terus! ”. Dengan wajah polosnya Maisha memandangku sebentar lalu dengan nada santai ia berkata ”Mi, ummi marah ya...La Taghdogh walakal jannah...jangan marah surga untukmu”!.
Aku tersentak kaget sekaligus terharu. Umurnya waktu itu baru setahun lebih sedikit tapi ia sudah bisa memberiku tamparan yang luar biasa dan tidak akan pernah terlupakan. Subhanallah!!! Segera kupeluk anakku eret-erat. ”Maafkan Ummi ya, Nak. Ummi nggak akan marah lagi sama Maisha. Ummi sayang sama Maisha”..Trimakasih guru kecilku yang telah memberikan pelajaran yang sangat berharga hgari ini. Trimakasih ya Allah..telah memberiku anak yang cantik, lucu dan pintar.
Ini adalah salah satu cerita dari keajaiban seorang anak. Buat temen-temen yang sudah punya anak jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk mendidik anak sendiri, merawat anak, menemani anak dan bermainbersama anak. Seorang teman pernah menirimkan sebuah pesan singkatnya di hpku, ” Take care of the baby is a miracle experiences in our life”. So nikmati saja dan tunggu cerita-cerita seru berikutnya….
180109
080109
Emang benar kata orang, bahwa anak adalah guru kecil kita.....
Saat ini kurang lebih 2,5 tahun kami diamanahi Allah seorang anak yang cantik, lucu sekaligus mengemaskan seperti Maisha. Dan selama itu pula aku merasakan kebahagiaan ditengah kelelahan dan keruwetan mengasuh Maisha. Walaupun kadang-kadang lelah atau jengkel melihat segala tingkah lakunya yang semakin besar semakin sedikit bandel, tapi aku selalu kembali tersenyum ketika melihat wajahnya yang polos dan tingkahnya yang lucu.
Pelajaran pertama yang ku dapat dari dia adalah bahwa anakselalu merekam apa yang kita ucapkan baik itu perkataan yang baik ataupun yang buruk. Pertama kali Maisha sudah bisa mengucapkan kata-kata aku sempat tertohok kata-katanya.
Karena setiap malam Maisha mempunyai kebiasaan susah tidur, jadi aku mencari berbagai cara agar ia bisa tidur. Mulai dari membacakan surat-surat pendek, hadist-hadist sampai bernyanyi atau bercerita. Sambil loncat-loncatan dikamar aku membacakan sebuah hadist anak tentang marah, ”La taghdob walakal jannah, jangan marah surga untukmu”. Lalu ia mengikutinya sambil terus bermain hingga kelelahan sampai akhirnya mau diajak tidur.
Keesokan paginya seperti biasa aktivitas bermmainnya luarbiasa sampai aku sendiri kewalahan, kadang-kadang kalau aku lupa membawanya kekamar mandi untuk buang air kecil sehingga ia ngompol sembarangan. Hari itu mungkin aku sedang bener-bener kelelahan karena harus bolak-balik membersihkan pipisnya dan bolak-balik ke kamar mandi aku langsung mendamprat anakku lau reflek mencubit pantatnya. ”Duh Maisha sudah berapakali ummi bilang kalau mau pipis itu bilang dulu, Mi, Maisha mau pipis!Ngerti nggak....!!!! Ummi marah nih kalu Maisha begini terus! ”. Dengan wajah polosnya Maisha memandangku sebentar lalu dengan nada santai ia berkata ”Mi, ummi marah ya...La Taghdogh walakal jannah...jangan marah surga untukmu”!.
Aku tersentak kaget sekaligus terharu. Umurnya waktu itu baru setahun lebih sedikit tapi ia sudah bisa memberiku tamparan yang luar biasa dan tidak akan pernah terlupakan. Subhanallah!!! Segera kupeluk anakku eret-erat. ”Maafkan Ummi ya, Nak. Ummi nggak akan marah lagi sama Maisha. Ummi sayang sama Maisha”..Trimakasih guru kecilku yang telah memberikan pelajaran yang sangat berharga hgari ini. Trimakasih ya Allah..telah memberiku anak yang cantik, lucu dan pintar.
Ini adalah salah satu cerita dari keajaiban seorang anak. Buat temen-temen yang sudah punya anak jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk mendidik anak sendiri, merawat anak, menemani anak dan bermainbersama anak. Seorang teman pernah menirimkan sebuah pesan singkatnya di hpku, ” Take care of the baby is a miracle experiences in our life”. So nikmati saja dan tunggu cerita-cerita seru berikutnya….
180109
Menemani Pelangi
Menemani Pelangi
Menemanimu adalah anugrah terindah
Menemanimu adalah kesempatan emasku
Menemanimu adalah bagian yang paling berharga dalam hidupku
Menemanimu adalah hal yang tak boleh terlewatkan
Memandangmu adalah hayalku yang tak pernah pudar
Memandangmu adalah hal yang tak pernah membosankan
Memandangmu adalah kepuasan yang tak tergantikan
Memandangmu adalah dahaga yang tak terlepaskan
Wajahmu, candamu, tawamu, , cerdasmu, lucumu
Nakalmu bawelmu, lugumu, centilmu, ulahmu
Semuanya indah bagiku....
Meski melelahkan, meski menjengkelkan, meski memusingkan,
meski menggemaskan, meski kadang membuatku marah
Tapi aku bahagia...
Tapi aku tersenyum lagi...
Tapi aku tak marah lagi...
Tapi aku bercanda lagi....
Dan aku akan selalu menemanimu lagi
PELANGI KECIL tetaplah dihatiku
(16 Jan 09)
Menemanimu adalah anugrah terindah
Menemanimu adalah kesempatan emasku
Menemanimu adalah bagian yang paling berharga dalam hidupku
Menemanimu adalah hal yang tak boleh terlewatkan
Memandangmu adalah hayalku yang tak pernah pudar
Memandangmu adalah hal yang tak pernah membosankan
Memandangmu adalah kepuasan yang tak tergantikan
Memandangmu adalah dahaga yang tak terlepaskan
Wajahmu, candamu, tawamu, , cerdasmu, lucumu
Nakalmu bawelmu, lugumu, centilmu, ulahmu
Semuanya indah bagiku....
Meski melelahkan, meski menjengkelkan, meski memusingkan,
meski menggemaskan, meski kadang membuatku marah
Tapi aku bahagia...
Tapi aku tersenyum lagi...
Tapi aku tak marah lagi...
Tapi aku bercanda lagi....
Dan aku akan selalu menemanimu lagi
PELANGI KECIL tetaplah dihatiku
(16 Jan 09)
Renungan Akhir Tahun
(Renungan Akhir Tahun)
2000 tahun…
Tahun 2000…
Tak terasa abad 21 tlah menginjakkan kakinya setelah berjuta-juta tahun sebelumnya ditambah 2000 tahun sesudahnya….raut bumi terasa makin tua. Beban yang dipikul serasa makin berat . Tapi sampai saat ini, ia masih tegar berdiri. Agaknya Tuhan masih mengijinkan ia menopang berjuta-juta ton beban diatasnya. Entah apa ia masih atau sudah kepayahan, Ataukah ia terpaksa menguatkan diri dari gejolak tingkah laku dmakhluk di atasnya. Tingkah laku segala makhluk yang…tidak dapat terlukiskan dan terucapkan dengan kata-kata karena sudah terlalu banyak keburukan yang diakibatkan olehnya.Terutama oleh makhluk yang “mengaku’ dirinya adalah penguasa bumi bahkan menguasai dunia. Makhluk nyang mengaku dirinya serba bisa dan serba tau. Ia lah makhluk yang bernama MANUSIA. Apa yang tak bisa dilakukan oleh manusia. Mencipta, membuat, memerintah, melihat (bahkan dari jarak jauh sekalipun ), mengetahui dengan ilmu pengetahuannya, mendengar (bahkan dari jarak jauh), melihat masa depan(meramal) walaupun nggak benar. Mengelilingi bumi bahkan angkasa dan kalau bisa seluruh dunia. Tapi sayang mereka belum dapat menembus akhirat.
Tahun 2000…
Entah apalagi yang akan terjadi setelah ini, Peperangan, pertempuran, permusuhan sekarangpun sudah terjadi. Kerusakan, perpecahan, penghancuran, pengeboman sekarangpun juga sudah terjadi. Senang-sengang, foya-foya, joget-joget, sorak-sorai, derai tawa adalah suasana sehari-hari. Pelacuran, pemerkosaan, perjudian, mabok-mabokan itu fenomena biasa. Ibadah, sholat, puasa, haji, untung masih ada yang melakukan. Tapi Kebaktian persembahan, perdukunan, teluk, santet dan pemujaan terhadap setan juga dilakukan. Sebenarnya sejak dahulu kala itulah yang terjadi pada makhluk dibumi. Dan selama syetan masih bercokol dimuka bumi dan Allah belum menariknya ke akhirat, maka seperti itulah kejadiannya. Dan selama kiamat belum datang, selama itrulah syetan tetep nongkrong dibumi. Tapi jangan menyalahkan syetan, karena sudah jadi tugas syetan untuk mengganggu manusia. Tinggal bagaimana manusia bisa menahan godaan syetan dan hawa nafsunya.
Tahun 2000…
Orang kata inilah tahun millennium. Tahun modernisasi. Tahun kemajuan zaman. Tahun peralihan peradaban zaman.Tapi sesungguhnya manusia membawa dirinya kembali dengan mesin waktu kebeberapa tahun yang silam dimana kejahiliyaan merajalela. Kebodohan jadi slogan kebanggaan umat manusia. Zaman dimana diutus seorang pembawa cahaya benderang. Ya Rosul….Ya Muhammad….
Andaikan engkau hidup di zaman ini niscaya engkau akan menangis sedih melihat tingkah umatmu seperti ini. Andaikan Engkau hidup di zaman ini, niscaya engkau akan menjerit dan wajahmu merah padam karena marah melihat wanita-wanita yang ternodai dan menodai harga dirinya, yang kebanyakan mereka berpakaian tetapi telanjang.
Tapi engkau akan tersenyum bahagia bila melihat umatmu yang masih mau bertaubat dan mendekatkan dirinya kepada Allah, yang masih menyibukkan dirinya dengan memperbanyak bekal untuk berpulang ke akhirat.
Tahun 2000…
Apakah ini tanda KIAMAT SUDAH DEKAT???
Tahun 2000…
Akankah tahun-tahun berikutnya akan sama seperti ini….
Atau…KIAMAT SEMAKIN DEKAT???
Malang, Awal Tahun 2000
(direalis kembali: Jakarta, akhir tahun 2005-011205, diterbitkan pd pertengahan Jan 2009)
2000 tahun…
Tahun 2000…
Tak terasa abad 21 tlah menginjakkan kakinya setelah berjuta-juta tahun sebelumnya ditambah 2000 tahun sesudahnya….raut bumi terasa makin tua. Beban yang dipikul serasa makin berat . Tapi sampai saat ini, ia masih tegar berdiri. Agaknya Tuhan masih mengijinkan ia menopang berjuta-juta ton beban diatasnya. Entah apa ia masih atau sudah kepayahan, Ataukah ia terpaksa menguatkan diri dari gejolak tingkah laku dmakhluk di atasnya. Tingkah laku segala makhluk yang…tidak dapat terlukiskan dan terucapkan dengan kata-kata karena sudah terlalu banyak keburukan yang diakibatkan olehnya.Terutama oleh makhluk yang “mengaku’ dirinya adalah penguasa bumi bahkan menguasai dunia. Makhluk nyang mengaku dirinya serba bisa dan serba tau. Ia lah makhluk yang bernama MANUSIA. Apa yang tak bisa dilakukan oleh manusia. Mencipta, membuat, memerintah, melihat (bahkan dari jarak jauh sekalipun ), mengetahui dengan ilmu pengetahuannya, mendengar (bahkan dari jarak jauh), melihat masa depan(meramal) walaupun nggak benar. Mengelilingi bumi bahkan angkasa dan kalau bisa seluruh dunia. Tapi sayang mereka belum dapat menembus akhirat.
Tahun 2000…
Entah apalagi yang akan terjadi setelah ini, Peperangan, pertempuran, permusuhan sekarangpun sudah terjadi. Kerusakan, perpecahan, penghancuran, pengeboman sekarangpun juga sudah terjadi. Senang-sengang, foya-foya, joget-joget, sorak-sorai, derai tawa adalah suasana sehari-hari. Pelacuran, pemerkosaan, perjudian, mabok-mabokan itu fenomena biasa. Ibadah, sholat, puasa, haji, untung masih ada yang melakukan. Tapi Kebaktian persembahan, perdukunan, teluk, santet dan pemujaan terhadap setan juga dilakukan. Sebenarnya sejak dahulu kala itulah yang terjadi pada makhluk dibumi. Dan selama syetan masih bercokol dimuka bumi dan Allah belum menariknya ke akhirat, maka seperti itulah kejadiannya. Dan selama kiamat belum datang, selama itrulah syetan tetep nongkrong dibumi. Tapi jangan menyalahkan syetan, karena sudah jadi tugas syetan untuk mengganggu manusia. Tinggal bagaimana manusia bisa menahan godaan syetan dan hawa nafsunya.
Tahun 2000…
Orang kata inilah tahun millennium. Tahun modernisasi. Tahun kemajuan zaman. Tahun peralihan peradaban zaman.Tapi sesungguhnya manusia membawa dirinya kembali dengan mesin waktu kebeberapa tahun yang silam dimana kejahiliyaan merajalela. Kebodohan jadi slogan kebanggaan umat manusia. Zaman dimana diutus seorang pembawa cahaya benderang. Ya Rosul….Ya Muhammad….
Andaikan engkau hidup di zaman ini niscaya engkau akan menangis sedih melihat tingkah umatmu seperti ini. Andaikan Engkau hidup di zaman ini, niscaya engkau akan menjerit dan wajahmu merah padam karena marah melihat wanita-wanita yang ternodai dan menodai harga dirinya, yang kebanyakan mereka berpakaian tetapi telanjang.
Tapi engkau akan tersenyum bahagia bila melihat umatmu yang masih mau bertaubat dan mendekatkan dirinya kepada Allah, yang masih menyibukkan dirinya dengan memperbanyak bekal untuk berpulang ke akhirat.
Tahun 2000…
Apakah ini tanda KIAMAT SUDAH DEKAT???
Tahun 2000…
Akankah tahun-tahun berikutnya akan sama seperti ini….
Atau…KIAMAT SEMAKIN DEKAT???
Malang, Awal Tahun 2000
(direalis kembali: Jakarta, akhir tahun 2005-011205, diterbitkan pd pertengahan Jan 2009)
Subscribe to:
Posts (Atom)