^_^

Markaz Pelangi.blogspot.com - Supported By Ummu Sakha - copyright © 2009

Friday, 16 January 2009

Ya Allah, Gantilah dengan yang lebih baik.

8 Januari 2009

Sabtu pagi yang basah. Seperti biasanya Sabtu ini kita mengadakan pertemuan pengajian rutin Mingguan dan kebetulan bertempat dirumah kontrakanku, tapi kali ini agak siangan karena MR kami habis ada acara di PAUD-nya. Agenda acara dimulai seperti biasa. Tiba giliran kultum oleh seorang teman. Beliau adalah salah satu teman halaqohku yang ekonominya agak kurang. Dan akupun sering berkaca pada kehidupan ekonominya bila suatu saat aku punya keinginan yang melebihi kemampuan keuangan kami, masih ada orang yang keadaan ekonominya jauh lebih sulit daripada kami, lalu akupun bersyukur masih diberi kecukupan oleh Allah walaupun belum bisa memenuhi beberapa keinginanku, karena keinginan kalau dituruti nggak akan pernah habis. Oh, ya kembali kepada teman yang kultum tadi, tiba-tiba dia mengutarakan bahwa hari ini dia tidak menyampaikan kultum tapi dia ingin mengungkapkan curahan hatinya alias Curhat.
Dia bercerita kalau saat ini hatinya belum bisa mengikhlaskan suatu hal. Katanya ada seorang temennya yang hendak memberi dia kabar gembira, katakanlah semacam bonus, tapi bonus tersebut akan mengalami sedikit pemotongan. Temenku seneng sekali mendengarnya. Beliau sudah sangat berharap dan menganggap itu bener-bener akan menjadi kabar gembira sehingga ia sudah mempersiapkan beberapa planning setelah menerimanya. Tak disangka-sangka ternyata apa yang temenku bayangkan ternyata tidak sesuai seperti yang dibayangkan. Ternyata bonus itu mengalami pemotongan yang cukup besar, sehingga planning yang sudah ia persiapkan buyar entah kemana. Dari situlah temenku mengalami syok plus sakit hati yang cukup dalam. Selain tidak ada kejelasan dari pihak keduanya (temennya temenku), temenku sendiri juga tidak melakukan tabayyun, sehingga terjadilah pengendapan masalah dihati temanku itu.
Mmmm.......rumit apa mudah ya...permasalahan yang dihadapi temenku tadi. Mungkin bagi sebagian orang persoalan itu begitu rumit karena menganggap bahwa sesuatu yang sudah diprediksikan akan berhasil, bagus, besar atau nyata ternyata sebaliknya, sehingga apa yang kita rencanakan jadi amburadul gara-gara prediksi yang melenceng 180 derajat. Tentang hal itu aku ingat satu cerita. Beberapa waktu yang lalu, aku mengikuti tes CPNS dibeberapa tempat. Dan dari beberapa tempat tersebut ada beberapa tempat yang paling kuyakini lulus. Akupun juga telah merencanakan beberapa hal dan meng-cancel beberapa hal jika aku lulus nanti. Tapi ternyata tak satupun dari tes CPNS yang berhasil aku tembus. Padahal sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk bolak-balik keluar kota. Dan akhirnya akupun harus ikhlas dan tawakkal, pasti ada rencana Allah yang lebih indah untuk kunikmati.Dan Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik. Buktinya aku sekarang jadi lebih tenang, gak bingung harus tingla dimana kalau kerja diluir kota, gak bingung nitipin anak kalau ditinggal kerja de-el-el.
Saudara-saudaraku yang sedang berbahagia dan yang sedang dilanda masalah, sesungguhnya setiap kejadian yang telah terjadi itu adalah sepengetahuan dan sekehendak Allah semata. Jadi kebahagiaan dan kesedihan adalah bagian dari ketentuan Allah. Tidak ada yang perlu disesali dan disedihkan dari kehidupan ini. Karena ini semua adalah bagian dari cerita kehidupan yang kita jalani. Kalaupun rencana kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan, itu semua adalah ujian dari Allah apakah kita masih bisa melanjutkan perjalanan kisah hidup kita dan masih bersemangat serta istiqomah untuk melanjutkan cita-cita dan meneruskan rencana-rencana kita yang masih tertinggal. Apakah kita masih bisa berpegang teguh dengan aqidah yang kita yakini, dengan syari’at yang kita jalankan selama ini.
Kejadian yang telah terjadi kadang justru menjadi cambuk untuk kita agar kita selalu berusaha untuk senantiasa memperbaiki diri, tidak jatuh ke lubang yang sama, menjadi lebih baik dan lebih baik baik itu hal dunia maupun akhirat. Tapi ingat kalau kita mengejar dunia bisa jadi dia akan semakin menjauh dan akhiratpun akan turut menjauh
, namun jika kita mengejar akhirat, maka duniapun akan senantiasa mengiringi.
Wallahua’lam.

No comments:

Post a Comment